Presiden berharap ada lagi kapal yang ditenggelamkan

id kapal ditenggelamkan, ilegal fishing

Presiden berharap ada lagi kapal yang ditenggelamkan

Presiden RI Joko Widodo (Foto Antara)

Jogja (Antara Jogja) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap ada lagi kapal asing yang ditenggelamkan akibat melakukan pencurian ikan di perairan Indonesia.

"Semoga ada tambahan lagi (kapal yang ditenggelamkan). Biar menunjukkan kita itu berdaulat. Kami harus tegas mengatasi hal ini," kata Jokowi saat memberikan kuliah umum di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, sesuai laporan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, ada sebanyak 5.400 kapal asing yang beredar di perairan Indonesia secara ilegal. Akibatnya, kata dia, Rp300 triliun potensi kekayaan sumber daya kelautan Indonesia hilang.

Ia menilai instruksi yang diberikan untuk menenggelamkan kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia belum dilaksanakan secara cepat.

"Saya tunggu seminggu, dua minggu tidak ada yang ditenggelamkan. Saya perintahkan lagi, alhamdulillah sudah ditenggelamkan," ujar Jokowi, menegaskan.

Ia juga mempertanyakan mengapa penenggelaman kapal baru dilakukan terhadap tiga kapal asing, padahal jumlahnya ada 5.400 kapal.

Oleh karena itu, ia meminta agar jajaran TNI serta Kementerian Kelautan dan Perikanan tidak ragu menindak tegas. Sebab kebijakan penenggelaman kapal itu memiliki dasar perundang-undangan yang jelas.

Penindakan tegas terhadap para pencuri ikan asing di perairan Indonesia, kata dia, bukan masuk konteks persoalan hubungan negara, melainkan sudah masuk ranah kriminal.

"Kita itu masih ragu-ragu terhadap hal-hal yang sudah jelas. Undang-Undang (UU) kita itu membolehkan, meskipun tetap ada prosedurnya," tuturnya.

Dalam kunjungannya ke Universitas Gadjah Mada, Presiden Jokowi didampingi beberapa menteri, di antaranya Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yudi Chrisnandi, Menteri Hukum dan HAM Yassona Hanamongan Laoly, Menteri Kebudayaan, dan Pendidikan, Dasar, Menengah Anies Baswedan, serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

(KR-LQH)
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024