Bantul (Antara Jogja) - Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Masharun Ghozalie mengatakan, seluruh Sekolah Menengah Atas di daerah ini tetap melanjutkan Kurikulum 2013 dalam kegiatan belajar-mengajar.
"Meskipun berat, akan tetapi nyatanya dari seluruh 34 SMA, semuanya menyatakan tetap melanjutkan Kurikulum 2013, apakah mereka yang sudah masuk tiga semester maupun awal semester," katanya saat audiensi dengan Komisi D DPRD Bantul di Bantul, Selasa.
Sementara itu, dia mengatakan, untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berjumlah 49 sekolah, hanya ada satu sekolah yang belum menghendaki melanjutkan Kurikulum 2013 sehingga kemungkinan besar akan kembali menerapkan Kurikulum 2006.
"Untuk SMK hanya satu sekolah yang nampaknya masih belum tegas apakah akan lanjut atau kembali ke Kurikulum 2006, dan itu saya kira lebih karena koordinasi antara pusat dengan swasta," katanya.
Menurut dia, Kurikulum 2013 yang awal 2014 lalu diluncurkan di Kabupaten Bantul karena tidak lepas dari kehendak Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, karena unsur budaya Yogyakarta itu tercermin dalam ajaran Kurikulum 2013.
"Begitu diluncurkan di Bantul makanya langsung diamalkan sekolah di Bantul disusul dengan sekolah yang lain, sehingga sekarang ini DIY khususnya Bantul tidak lepas dari Kurikulum 2013, dan terbukti sampai saat ini yang menghendaki lanjut sudah 99 persen," katanya.
Bahkan, kata dia, DIY termasuk salah satu daerah di Indonesia yang mendahului dan makin siap dengan pelaksaan Kurikulum 2013, meskipun pelaksaan Kurikulum baru se Indonesia ini saat ini sedang dilakukan evaluasi oleh pemerintah pusat.
"DIY, DKI Jakarta dan Bali beda dengan daerah lain, karena sudah mendahului, sehingga kalau buku ajar yang belum merata itu ada di Merauke, sementara di DIY khususnya di Bantul baik buku maupun kesiapan guru sudah hampir seratus persen," katanya.
Ia juga mengatakan, kesiapan tenaga pengajar dalam penerapan Kurikulum 2013 ini tidak lepas dari pendampingan yang dilakukan dinas, baik dari sisi administrasi kelengkapan buku maupun diklat kompetensi guru yang saat ini sudah mencapai 98 persen.
"Memang masih ada satu--dua sekolah yang belum didiklat, namun sekolah yang belum kami siap memfasilitasi dan tetap kami daftarkan ke lembaga terkait, dan kami ajukan pembiyaannya, sehingga bisa tuntas," katanya.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
DPRD Kulon Progo usulkan isu strategis Pokok-pokok Pikiran DPRD 2023
Jumat, 14 Januari 2022 15:23 Wib
Amar Bank kantongi sertifikasi ISO 27001:2013
Rabu, 23 Juni 2021 23:29 Wib
Pertama kali sejak 2013 Shinzo Abe kunjungi Kuil Yasukuni
Sabtu, 19 September 2020 19:25 Wib
Fiat Chrysler menarik 300.000 mobil karena risiko terguling
Sabtu, 20 April 2019 20:20 Wib
Disdikpora memberikan diklat 250 guru tentang Kurikulum 2013
Sabtu, 9 Februari 2019 19:36 Wib
Peringatan Hari Nusantara 2013
Jumat, 13 Desember 2013 15:16 Wib
Repertoar Aji Ning Bumi
Minggu, 24 November 2013 10:44 Wib
Ngayogjazz 2013
Sabtu, 16 November 2013 19:51 Wib