BPBD kedepankan pendekatan budaya tangani risiko bencana

id bencana

BPBD kedepankan pendekatan budaya tangani risiko bencana

Kabupaten Kulon Progo (Foto Istimewa)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengedepankan pendekatan budaya dalam mengurangi risiko bencana.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo Untung Waluyo di Kulon Progo, Kamis mengatakan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam rangka pengurangan resiko bencana, BPBD tidak hanya mengandalkan masalah struktural, yaitu mengenai aturan main, logika dan berbagai prosedur yang dibangun bersama-sama.

"Namun tidak kalah pentingnya adalah membangun kultur atau budaya menjadi kekuatan masyarakat yang bernuansa harmonisasi dengan alam," kata Untung.

Menurut dia, penanganan bencana tidak semuanya dilakukan dengan pendekatan struktural larena jika pendekatan budaya lebih menguntungkan dan lebih murah. "Namun, saat ini telah terjadi pergeseran budaya terkait hubungan dengan alam karena pengaruh modernisasi dan budaya global menyebabkan orang mencari yang serba instan, yang kemudian melunturkan rasa kepedulian terhadap alam," kata Untung.

Sementara dosen teknik geologi UGM Agus Hendratno mengatakan pengurangan resiko bencana dalam rangka penanganan bencana, budaya masyarakat dalam menyikapi risiko bencana sangat beragam, ada yang sudah benar-benar paham, namun banyak pula yang tidak peduli.

"Masyarakat Jawa, saya kira kita sudah kehilangan spirit dan moral dalam konteks nilai-nilai baik di masa lalu karena terpengaruh budaya modern yang kebetulan budaya modern ini tidak begitu signifikan terhadap hal-hal yang menyangkut budaya bagi yang hidup di daerah rawan bencana," kata Agus.

Agus mengakui selama ini dirinya sering berkampanye dalam berbagai forum untuk mencoba mengembalikan etika terhadap lingkungan sekitar.

Ia mencontohkan risiko bencana di daerah Sentolo tentu berbeda dengan daerah Girimulyo. "Dengan melihat kondisi alam, masyarakat sekitar seharusnya memiliki kesadaran bagaimana mengolah lahan supaya bisa berbasis konservasi lingkungan untuk mengurangi resiko bencana," kata dia.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024