Airnav Indonesia kembangkan sistem "ATFM"

id air traffic flow management

Yogyakarta (Antara Jogja) - Perum Penyelenggaraan Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau "AirNav Indonesia" akan mengembangkan sistem "Air Traffic Flow Management" (ATFM) guna mengatur lalu lintas udara Indonesia agar penerbangan menjadi lebih efisien.

Rencana penerapan sistem tersebut dibahas dalam Workshop "Regional Air Traffic Facilities Management" yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan bersama AirNav Indonesia di Yogyakarta, Selasa.

"Dengan sistem ATFM diharapkan penerbangan Indonesia bisa lebih tepat waktu dan murah," kata Direktur AirNav Indonesia, Bambang Tjahjono seusai pembukaan acara itu.

Menurut dia, pengembangan sistem ATFM mutlak diperlukan saat ini mengingat lalu lintas udara cukup padat. Dengan penerapan sistem tersebut di masing-masing bandara di Indonesia maka kapasitas penerbangan di lalu lintas udara Indonesiaakan jauh lebih besar.

Dengan ATFM yang terkoneksi di seluruh bandara, menurut dia, pesawat akan didesain dengan menggunakan sistem terbang tepat waktu, sehingga penerbangan lebih efisien, serta menjadikan ruang udara mampu menampung penerbangan lebih banyak.

"Perangkat lunak sistem ATFM itu akan mengatur pesawat terbang dan tiba tepat waktu sehingga akan lebih sedikit menghabiskan bahan bakar. Dengan begitu biaya penerbangan akan lebih murah," kata dia.

Hal itu menurut dia, akan jauh lebih baik dibanding saat ini, di mana seluruh penerbangan masih menggunakan sistem manual di mana satu bandara dengan bandara lainnya belum saling terkoneksi.

Kendati demikian, ia mengatakan, konsekuensi dari penerapan sistem tersebut, operator serta penumpang pesawat dituntut lebih disiplin dalam menepati jadwal penerbangan yang sudah ditentukan.

"Karena jika terlambat sedikit saja, maka penumpang bisa terlambat satu sampai dua jam," kata dia.

Menurut Bambang pengembangan sistem ATFM tersebut masih akan dibahas dalam workshop tersebut yang melibatkan para pakar serta otoritas penerbangan dari beberapa negara seperti Thailand, Singapura, Malaysia, serta Amerika Serikat (AS).

"Kami menargetkan sistem ATFM tersebut akan selesai diterapkan dua tahun yang akan datang, sebab masih perlu dikoordinasikan dengan berbagai pihak," kata dia.

(L007)