Yogyakarta (Antara Jogja) - Implementasi konsep ekonomi kerakyatan perlu disempurnakan oleh pemerintah sebagai kunci untuk mengentaskan warga miskin, kata Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Edy Suandi Hamid.
"Ekonomi kerakyatan memang sudah lama didengungkan, tetapi masih sekadar menjadi komoditas (politik)," kata Edy pada lokakarya Peran Strategis Intelektual Muslim dalam Pembangunan SDM dan Kepemimpinan Peduli Persatuan Umat di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Minggu.
Dalam acara yang diselenggarakan untuk menyongsong Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VI di Yogyakarta 9-11 Februari itu, Edy mengatakan ekonomi kerakyatan merupakan satu-satunya konsep perekonomian yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Islam, kata dia, mengajarkan tentang keseimbangan, menghindari ketimpangan ekonomi dengan tujuan mewujdukan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah, kata dia, perlu kembali bersandar pada perilaku ekonomi berdasarkan nilai islam atau nilai yang dimiliki mayoritas umat di Indonesia.
"Namun sayangnya kita selama ini masih terbelenggu dengan sistem ekonomi yang mengajarkan keserakahan," kata dia.
Untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan, ia mengatakan, perlu dilakukan dengan memberikan akses bagi seluruh rakyat khususnya masyarakat miskin untuk terlibat dalam aktivitas perekonomian. Akses juga harus diberikan kepada kelompok usaha, mikro, kecil, menengah (UMKM) yang mendominasi aktivitas ekonomi masyarakat.
Meskipun demikian, kata dia, pemberian akses itu masih belum didukung dengan akses pemberian kredit permodalan. Alokasi kredit yang diberikan Perbankan lebih banyak menyasar sektor modern yang hanya digeluti sebagian kecil masyarakat.
"Karena dianggap lemah dalam kepemilikan jaminan atau agunan, UMKM akhirnya terpaksa meminjam kepada lembaga keuangan informal dengan bunga lebih tinggi," kata dia.
Oleh sebab itu, ia berharap implementasi ekonomi kerakyatan perlu diterapkan dengan memberikan bimbingan serta edukasi kepada masyarakat dalam mendapatkan akses permodalan. Sebagian masyarakat miskin tertutup aksesnya karena keterbatasan kemampuan pendidikan dan keterampilan.
"Untuk itu sudah menjadi tugas pemerintah pusat, pemerintah daerah serta sektor swasta untuk memberikan pelatihan sehingga akses untuk membuka dunia kerja terbuka bagi masyarakat miskin," kata mantan Rektor UII Yogyakarta ini.
L007
Berita Lainnya
KPK rampungkan penyidikan tiga tersangka proyek Stadion Mandala Krida Yogyakarta
Rabu, 19 Oktober 2022 12:03 Wib
KPK panggil delapan saksi kasus korupsi Stadion Mandala Krida Yogyakarta
Senin, 12 September 2022 14:22 Wib
TWC Borobudur : Rp750 ribu untuk menaiki candi, kawasan tetap Rp50 ribu
Minggu, 5 Juni 2022 16:06 Wib
Partai Demokrat dukung Edy Rahmayadi pada Pilgub 2024
Selasa, 17 Mei 2022 6:43 Wib
Pendirian Balai Pelestarian Kebudayaan sangat strategis
Minggu, 24 April 2022 11:06 Wib
KSP menjelaskan tentang pencabutan subsidi minyak goreng kemasan
Sabtu, 19 Maret 2022 15:25 Wib
Rektor UWM mengusulkan pemerataan akses pendidikan tinggi dibahas di G20
Selasa, 15 Februari 2022 23:42 Wib
Jangan abaikan peran sektor pertanian pulihkan ekonomi
Senin, 15 November 2021 5:10 Wib