Potads harapkan anak "down syndrome" tidak disembunyikan

id anak

Potads harapkan anak "down syndrome" tidak disembunyikan

Ilustrasi (Foto antarasumsel.com)

Jogja (Antara Jogja) - Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome atau POTADS Yogyakarta berharap, anak dengan "down syndrome" tidak disembunyikan orang tuanya, tetapi justru diajak berbaur dan melakukan kegiatan layaknya masyarakat.

"Penyandang `down syndrome` ini bisa melakukan berbagai kegiatan seperti masyarakat pada umumnya. Mereka bisa diberdayakan agar lebih mandiri," kata Ketua POTADS Yogyakarta Sri Rejeki Ekasasi di sela peringatan Hari Down Syndrome Sedunia di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, masih banyak orang tua yang memiliki anak dengan "down syndrome" yang menyembunyikan putra-putri mereka dengan berbagai alasan, salah satunya malu.

Anak dengan "down syndrome" ini akan mengalami keterbelakangan mental dan berbagai masalah kesehatan lainnya seperti kelainan pada pencernaan hingga kondisi jantung sehingga membutuhkan lebih banyak perhatian.

"Jika anak-anak ini diberi kasih sayang, maka otak mereka bisa berkembang dan mereka bisa dilatih berbagai hal. Walaupun lambat, namun mereka bisa hidup mandiri. Di negara maju, banyak penyandang `down syndrome` yang bisa bekerja sehingga kualitas kehidupan mereka lebih baik," katanya.

Saat ini, terdapat 43 keluarga yang tergabung di POTADS Yogyakarta, namun hanya ada sekitar 15 hingga 20 keluarga yang aktif mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan kelompok tersebut.

"Jumlah itu belum mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Masih banyak anak dengan `down syndrome` yang belum terdata," katanya.

Ia berharap, Pemerintah Kota Yogyakarta bisa membuat sebuah regulasi untuk anak-anak dengan sindroma tersebut di antaranya guna memastikan akses kesehatan dan pendidikan.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang hadir dalam peringatan Hari Down Syndrome Sedunia berharap, kegiatan tersebut bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa banyak anak dengan "down syndrome" yang membutuhkan perhatian.

"Kegiatan ini pun bisa dimanfaatkan oleh keluarga dengan anak `down syndrome` untuk saling bertukar informasi saat mengasuh anak-anak tersebut," katanya.

Ia menegaskan, akan mematangkan konsep Yogyakarta sebagai Kota Inklusi sehingga seluruh anak berkebutuhan khusus bisa mengakses kebutuhan dasar seperti pendidikan dan kesahatan.

Salah satu orang tua dengan anak penyandang "down syndrome", Arif Wijayanto mengajak seluruh orang tua agar tidak menyembunyikan anaknya yang mengalami sindroma tersebut.

"Tidak perlu malu memiliki anak dengan sindroma. Keluarga bisa bergabung dengan kelompok dukungan seperti ini untuk saling berbagi informasi mengenai kesehatan dan pendidikan karena anak-anak seperti ini biasanya sulit mengakses pendidikan," katanya.

(E013)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024