Seorang relawan Sleman terjatuh saat bantu evakuasi

id bencana angin kencang

Seorang relawan Sleman terjatuh saat bantu evakuasi

Petugas kepolisian memeriksa bangunan yang roboh akibat terjangangan angin kencang di Kecamatan Tempel, Sleman, Rabu (25/3). Tiga orang meninggal dunia akibat tertimpa puing bangunan. Foto Antara/ Victorianus Sat Pranyoto

Sleman, (Antara Jogja) - Seorang relawan bencana angin kencang di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Rabu (25/3) sore, cedera akibat terjatuh dari pohon saat melakukan evakuasi.

"Kawan relawan tersebut harus mengalami perawatan di rumah sakit serta jahitan di kepala akibat luka yang dialaminya," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Julisetiono Dwi Wasito, Kamis.

Menurut dia, korban relawan tersebut atas nama Budiyono alias Kelik (38) dari komunitas Peduli Merapi.

"Saat melakukan evakuasi di Kecamatan Turi, korban terjatuh dari pohon. Karena cedera cukup serius, harus mendapat jahitan di kepala. Yang bersangkutan langsung diperbolehkan pulang dan hanya rawat jalan," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya juga memberikan santunan terhadap relawan tersebut sebesar Rp200 ribu. Seperti halnya korban lainnya.

"Untuk yang rawat jalan Rp200 ribu, rawat inap Rp500 ribu dan yang meninggal dunia Rp2 juta diberikan ke ahli warisnya," katanya.

Bencana angin kencang yang dialami di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Tempel, Rabu (25/3) sore mengakibatkan tiga orang meninggal dunia, yakni Theresia

Krisnawati (50), Yulianti Tri Sutanti (56) serta Maria Magdalena Sukilah (40). Ketiganya merupakan warga Dusun Temanggung, Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Tempel. Jenasah pun sudah dikebumikan Kamis siang di Tempat Pemakaman Umum  (TPU) setempat.

Sementara, yang mengalami luka, selain satu relawan juga ada dua lainnya yakni Bintang Amalia Sufi (8), yang masih rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sleman di Morangan, serta ibunya Anshar Budiwati (38) yang sudah rawat jalan.

Julisetiono mengatakan, jumlah kerugian akibat bencana tersebut saat ini masih dihitung.

"Sementara yang terdata rumah yang rusak sebanyak 25 unit, kebanyakan tertimpa pohon. Puluhan rumah yang rusak tersebut tersebar di Kecamatan Tempel, Turi, Seyegan, Minggir dan Moyudan," katanya.

Ia mengatakan, untuk rumah yang mengalami kerusakan berat diberikan santunan sebesar Rp2 juta, rusak sedang Rp1 juta, dan rusak ringan sebesar Rp500 ribu.

"Dua rumah yang mengalami rusak berat. Sementara, untuk yang rusak sedang juga dua rumah, sisanya rusak ringan," katanya.

Kepala Seksi Operasional dan Kedaruratan, BPBD Kabupaten Sleman Nugroho Utomo mengatakan tugas relawan bencana memang cukup berat dan berisiko. Pihaknya sejauh ini juga dalam upaya untuk memberikan fasilitas berupa asuransi. Namun, yang memang benar-benar relawan dan bisa dimobilisasi di lapangan.

"Saat ini masih dalam proses pendataan," katanya.***4***

(U.V001)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024