Petani Kulon Progo keluhkan keterlambatan distribusi pupuk

id pupuk

Petani Kulon Progo keluhkan keterlambatan distribusi pupuk

Ilustrasik. (antarajateng.com)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Asosiasi Gabungan Kelompok Tani Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluhkan keterlambatan distribusi pupuk dari distributor sampai ke petani.

Ketua Asosiasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kulon Progo Margiono di Kulon Progo, Kamis, mengatakan, beberapa tahun terakhir distribusi pupuk selalu mengalami keterlambatan.

"Sudah bertahun-tahun pupuk selalu mengalami keterlambatan. Kami berharap pemerintah dan pemerintah kabupaten (pemkab) selalu mengawasi distribusi pupuk," kata Margiono.

Menurut dia, keterlambatan distribusi pupuk akan mempengaruhi produktivitas padi. Pada usia 15 hari, tanaman padi harus mendapat pemupukan, kalau terlambat hasilnya akan menurun.

"Bagaimana mau mendongkrak produksi padi, kalau distribusi pupuk selalu mengalami keterlambatan. Pengawasan pupuk harus menjadi perhatian semua pihak," katanya.

Ia mengatakan setiap memasuki masa tanam, gapoktan selalu menyususun rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) pupuk. Tetapi, distribusi pupuk selalu mengalami keterlambatan.

Menurut dia, tanpa RDKK pun kalau ada pengawasan dari pemerintah, tidak akan menyebabkan keterlambatan, apalagi terjadi kelangkaan.

"Pemkab seharusnya sudah mengetahui secara detail, kecamatan mana yang memasuki masa tanam, mana yang membutuhkan air. Kalau hal ini saja tidak bisa dipahami, bagaimana bisa mewujudkan swasembada beras," kata dia.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi mengatakan, pada 2015, pihaknya belum ke lapangan mengawasi distribusi pupuk dari distributor ke kelompok tani.

"Sejauh ini tidak ada laporan kelangkaan pupuk atau dugaan penimbunan pupuk oleh agen atau pengecer. Meski demikian, kami mengimbau kepada petani untuk segera melapor ke petugas penyuluh lapangan (PPL) apabila terjadi masalah pupuk," kata Bambang.

Ia mengatakan kebutuhan pupuk masa tanam (MT) II cukup banyak, namun semua sudah dituangkan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK). Harannya tidak terjadi kelangkaan pupuk dan oknum nakal menimbun pupuk atau pun mengoplos pupuk,

Adapun wilayah yang memasuki MT II untuk golongan II yakni petani yang memanfaatkan Jaringan Irigasi Penjalin, Donomulyo Hilir, Papah, Pengasih Timur dan Barat, dan Pekik Jamal Kanan.
KR-STR
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024