Yogyakarta (Antara Jogja) - Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi mengharapkan momentum peringatan Konferensi Asia-Afrika ke-60 mampu memperkuat solidaritas negara-negara di Benua Asia dan Afrika dalam memerangi konflik dan kemiskinan.
"Akan menjadi harapan baru menyatukan negara-negara Asia-Afrika dalam rangka menekan kemiskinan, konflik, perang, serta kejahatan transnasional," kata Retno dalam seminar nasional "Bandung Conference and Beyond 2015" di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu.
Penyelenggaraan Peringatan Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada 19-24 April 2015, menurut dia, diharapkan mampu membentuk forum diskusi untuk memperkuat kemitraan antarnegara baik dalam aspek politik, sosial budaya, serta ekonomi.
Berbagai poin hasil diskusi dalam forum itu, kata dia, selanjutnya perlu direalisasikan melalui penguatan kerjasama yang nyata antarnegara kedua kawasan.
Seperti negara-negara lainnya, ia menilai, Indonesia tidak dapat melangkah sendiri untuk memerangi berbagai problem nasional maupun transnasional yang ada. Dengan memperkuat kemitraan dengan negara-negara Asia-Afrika, Retno menilai, justru Indonesia semakin mampu berkontribusi bagi dunia.
Sementara itu, Retno menilai, 10 prinsip hasil KAA Bandung pada 1955 atau yang jamak dikenal sebagai Dasasila Bandung yang salah satunya mencakup penghormatan kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa, masih relevan untuk kembali digelorakan di antara negara-negara Asia-Afrika dalam Peringatan KAA di Bandung mendatang.
"Saya kira 10 prinsip itu masih relevan sampai sekarang," kata Retno.
Dalam kesempatan yang sama, pengamat Hubungan Internasional dari American University Amitav Acharya mengatakan gagasan pelaksaan Konferensi Bandung pada 60 tahun lalu murni dari Indonesia selaku tuan rumah.
Namun, ia menilai, pertemuan tersebut juga turut disokong oleh empat negara lainnya, yakni India, Pakistan, Sri langka, dan Burma. "Ini murni ide dari Indonesia, tidak akan berjalan tanpa dukungan negara-negara ini," katanya.
Amitav mengatakan ada 29 negara yang mengikuti Konferensi Bandung saat itu. Pertemuan tersebut awalnya akan digagalkan oleh Amerika Serikat dan Inggris karena kehawatiran akan ancaman meluasnya pengaruh paham komunis dan hilangnya negara jajahan Inggris karena tuntutan untuk merdeka.
"Ada ketakutan dan propaganda yang dilakukan Inggris dan Amerika," kata dia.
(L007)
Berita Lainnya
Prabowo-Menlu China Wang Yi kerja sama pertahanan
Kamis, 18 April 2024 22:12 Wib
Menlu China Wang Yi menemui Presiden Jokowi di Istana
Kamis, 18 April 2024 10:05 Wib
Kekalahan Ukraina sama artinya kekalahan Barat
Senin, 8 April 2024 20:52 Wib
Menlu AS beri ucapan selamat Prabowo
Kamis, 21 Maret 2024 17:59 Wib
Menlu AS hadiri pembicaraan gencatan senjata Gaza
Kamis, 21 Maret 2024 9:53 Wib
Menlu Ukraina: Bantuan AS bakal datang
Rabu, 20 Maret 2024 10:46 Wib
Warga bergabung di militer Israel diancam ditahan
Jumat, 15 Maret 2024 2:03 Wib
Ukraina kutuk ucapan Paus "kibarkan bendera putih" dari Paus Fransiskus
Senin, 11 Maret 2024 11:04 Wib