20 kelurahan di Yogyakarta peroleh pendampingan budaya

id desa budaya

20 kelurahan di Yogyakarta peroleh pendampingan budaya

ilustrasi kirab budaya (Foto ANTARA)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Sebanyak 20 dari total 45 kelurahan di Kota Yogyakarta ditetapkan sebagai Kelurahan Budaya dan di tiap kelurahan memperoleh pendampingan dari dua orang pendamping yang telah ditetapkan oleh Dinas Kebudayaan DIY.

"Tujuan dari pendampingan budaya ini adalah mewujudkan masyarakat yang mengerti dan bisa mengimplementasikan budaya asli Yogyakarta yang adi luhur dalam kehidupan sehari-hari termasuk saat memecahkan masalah yang ada di masyarakat," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Eko Suryo Maharso di Yogyakarta, Rabu.

Hasil akhir dari pendampingan di kelurahan budaya tersebut, lanjut Eko, adalah terwujudnya masyarakat yang rukun dan kompak.

"Tolok ukur utama keberhasilan pendampingan adalah masyarakat di kelurahan bisa menjadi warga yang `guyub`, rukun dan bisa mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada dengan kearifan budaya lokal," katanya.

Pendamping, lanjut dia, diminta terjun dan bisa berperan aktif dalam seluruh kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, kegiatan sosial, membantu masyarakat saat mengadakan hajatan atau kegiatan lain.

"Pendamping yang dekat dengan warga yang didampinginya, tentu akan lebih mudah memberikan motivasi agar warga di kelurahan tersebut bisa mengimplementasikan kearifan budaya lokal dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

Setiap pendamping budaya, lanjut dia, sudah memperoleh acuan dari Dinas Kebudayaan DIY. Namun Eko berharap agar setiap pendamping bisa mengembangkan konsep pendampingan yang berbeda-beda.

"Setiap kelurahan yang didampingi tentu memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga pendekatan yang harus dilakukan pun akan sangat berbeda tergantung wilayan masing-masing," katanya.

Jika pendamping hanya menggunakan acuan yang sudah ada, lanjut Eko, maka dikhawatirkan hasilnya tidak akan maksimal. Sejumlah kelurahan di Kota Yogyakarta yang memperoleh pendampingan di antaranya adalah Baciro dan Purwokinanti.

Sejumlah referensi yang bisa digunakan sebagai acuan dalam memberikan pendampingan budaya adalah kisah-kisah masa lalu seperti cerita kepemimpinan Sultan Agung dan ajaran-ajaran yang dibawanya.

Seluruh biaya pendampingan di kelurahan budaya tersebut dibiayai oleh Pemerintah DIY dan diharapkan bisa tetap diteruskan pada tahun berikutnya.

"Jumlah kelurahan yang memperoleh pendampingan pun diharapkan bisa terus bertambah pada tahun depan," katanya. ***4***

(E013)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024