Akademisi: proses pendidikan memerlukan dasar iman-taqwa

id pendidikan

Akademisi: proses pendidikan memerlukan dasar iman-taqwa

Mahfud MD (Foto antaranews.com)

Jogja (Antara Jogja) - Proses pendidikan nasional memerlukan dasar iman, taqwa, dan akhlak mulia, sehingga mampu mencerdaskan kehidupan, kata dosen Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Mohammad Mahfud MD.

"Dasar iman, taqwa, dan akhlak mulia itu memberi nilai khusus dalam pendidikan nasional kita sehingga pendidikan bisa mencetak manusia yang cerdas otaknya dan mulia wataknya agar bisa mencerdaskan kehidupan," katanya di Yogyakarta, Selasa.

Dalam pidato Dies Natalis Ke-43 Institut Sains dan Teknologi (IST) Akprind, ia mengatakan para pendiri negara menyatakan bahwa tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan, bukan mencerdaskan otak.

"Orang yang cerdas otaknya belum tentu cerdas kehidupannya, dalam arti belum tentu utuh kemanusiaannya," kata Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) itu.

Menurut dia, orang yang utuh kemanusiaannya adalah orang yang cerdas otaknya dan mulia hatinya karena keimanan dan ketaqwaan serta akhlaknya di dalam hidup berbangsa dan bernegara.

"Sukma pendidikan nasional kita adalah mencerdaskan otak dan memuliakan watak melalui prinsip, mekanisme, dan proses pendidikan yang berkeadilan," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.

Ia mengatakan filosofi pendidikan yang berbasis pada upaya mencerdaskan otak dan memuliakan watak itu harus dibangun karena banyak manusia yang cemerlang otaknya tetapi busuk hatinya.

"Dalam pembicaraan tentang kiprah para ilmuwan, misalnya, kita sering mendengar istilah ilmuwan tukang atau jongos yakni ilmuwan yang menggunakan kepandaiannya untuk mencari keuntungan pribadi atau untuk memenuhi pesanan orang lain dengan imbalan tertentu," katanya.

Rektor IST Akprind Sudarsono mengatakan pendidikan merupakan unsur utama pembentuk kepribadian suatu bangsa.

"Kualitas pendidikan yang baik akan mempengaruhi kehidupan suatu bangsa dan masyarakat, baik masa kini maupun masa datang," katanya.

(B015)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024