Bantul belum tahu mekanisme operasi pasar elpiji

id elpiji

Bantul belum tahu mekanisme operasi pasar elpiji

Ilustrasi, operasi pasar elpiji (Foto Antara/Andreas Fitri Atmoko/ags/15)

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, belum mengetahui mekanisme pelaksanaan operasi pasar elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram yang digelar PT Pertamina di beberapa daerah itu.

"Kalau (operasi pasar, red.) elpiji saya belum tahu mekanismenya apakah harus mengajukan terlebih dulu atau bagaimana, karena sejauh ini operasi elpiji dilakukan langsung dari Pertamina," kata Kepala Disperindagkop Bantul Sulistyanto di Bantul, Rabu.

Dia mengatakan PT Pertamina memang telah melakukan operasi pasar elpiji di beberapa kecamatan di daerah itu menyusul adanya indikasi kekurangan barang bersubsidi tersebut di pasaran, yang mengakibatkan harganya melonjak tidak terkendali.

Sebelum ada operasi pasar elpiji dari agen Pertamina dengan menjual harga sesuai harga eceran tertinggi (HET), pihaknya juga tidak mengajukan ke otoritas tersebut maupun melaporkan adanya kekurangan pasokan.

"Karena mekanismenya belum tahu, makanya kami tidak bisa ikut memantau, intinya saya juga tidak tahu tujuan operasi pasar elpiji itu apa, apakah untuk menekan harga di pasaran atau menambah suplai barang," katanya.

Sulistyanto mengatakan operasi pasar untuk komoditas pangan, seperti beras pada umumnya dilakukan karena beberapa faktor, di antaranya barang tidak ada, langka atau stok terbatas di beberapa wilayah saja yang berakibat pada tingginya harga di pasaran.

"Seperti beras itu ketika harganya naik, beras di pasaran terbatas, disitulah kami mengajukan operasi pasar khusus beras, dengan catatan sasaran operasi keluarga miskin yang dikelola kecamatan dan desa," katanya.

Namun demikian, kata dia, untuk operasi pasar elpiji, pihaknya tidak mengetahui apakah petugas terkait meminta data keluarga miskin ke desa atau tidak.

Namun, katanya, sejauh ini petugas operasi pasar juga tidak minta data ke instansinya.

"Jadi kami juga tidak tahu kebenarannya kalau ada teman-teman yang mengatakan salah sasaran atau tidak, karena kami juga tidak bisa mengevaluasi, kalau harapan saya jika masih ada operasi epiji ada koordinasi sehingga terpantau," katanya.
KR-HRI
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024