Sekda : penangan kekeringan juga secara jangka panjang

id penanganan kekeringan Sleman

Sekda : penangan kekeringan juga secara jangka panjang

Ilustrasi, kekeringan lahan persawahan. (Foto ANTARA)

Sleman (Antara) - Upaya penanganan kekeringan akibat dampak kemarau panjang tidak cukup hanya dengan penangan sementara namun juga harus dengan jangka panjang yakni dengan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup, kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman Sunartono.

"Penanganan kekeringan tidak hanya cukup dengan droping air bersih maupun bantuan pompa air untuk sektor pertanian, tetapi bagaimana ke depan masalah kekeringan tidak lagi harus diatasi dengan pemberian bantuan," kata Sunartono, Rabu.

Menurut dia, dalam penanganan kekeringan jangka panjang masyarakat harus turut mendukung.

"Upaya itu dapat dilakukan semisal dengan menjaga paru-paru kota, membuat sumur resapan dan biopori," katanya.

Ia mengatakan, dengan kepedulian terhadap lingkungan tersebut maka konservasi air dapat terjaga sehingga sumber-sumber air atau mata air tetap dapat mengalirkan air.

"Sleman yang merupakan wilayah di kaki Merapi merupakan kawasan resapan air bagi wilayah di bawah. Jika Sleman tidak mampu mempertahankan konservasi air maka dampaknya sangat luas," katanya.

Kepala Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman Sapto winarno mengatakan ada fenomena yang cukup aneh di sumber air "Umbul Wadon" di hulu Sungai Kuning di Umbulharjo, Cangkringan yang debitnya justru meningkat pada musim kemarau ini.

"Memang ada peningkatan debit air di `Umbul Wadon`, pada Mei lalu debit air hanya 300 meter kubik per detik, namun saat kami lakukan pemantauan pada 5 Agustus, debit air justru meningkat menjadi 557 meter kubik," katanya.

Ia mengatakan, dengan kondisi peningkatan debit air "Umbul Wadon" ini maka diharapkan pasokan air bersih untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sleman tidak mengalami masalah.

"Dengan terpenuhinya air pasokan untuk PDAM Sleman ini maka diharapkan distribusi air bersih kepada pelanggan juga tidak terganggu dan tetap lancar," katanya.

Sapto mengatakan, untuk 27 lokasi sumber air lainnya saat ini masih dalam kondisi normal dan belum mengalami penurunan debit yang signifikan.

"Dengan kondisi ini maka diharapkan 27 sumber air ini tetap dapat dimanfaatkan untuk irigasi pertanian masyarakat. Sedangkan sejumlah embung saat ini juga masih dalam kondisi normal di atas batas minimum," katanya.

Ia mengatakan, mengingat dampak El Nino mengakibatkan kemarau panjang, maka diharapkan masyarakat membatasi penggunaan air, terutama untuk sektor pertanian dan perikanan.

"Sektor pertanian dapat menerapkan pola tanam yang minim air seperti beralih menanam palawija dulu, begitu juga sektor perikanan juga harus membatasi penggunaan air dan mengganti budi daya ikan yang tidak banyak membutuhkan pergantian air, semisal budi daya lele," katanya.


(V001)
Pewarta :
Editor: Mamiek
COPYRIGHT © ANTARA 2024