Sukarelawan bencana padamkan kebakaran lahan jati Wukirsari

id kebakaran

Sukarelawan bencana padamkan kebakaran lahan jati Wukirsari

Kebakaran lahan dan hutan (foto antaranews.com)

Bantul (Antara) - Puluhan warga bersama anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana, Desa Wukirsari, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memadamkan kebakaran lahan jati seluas sekitar 5 hektare di wilayah perbukitan Imogiri, Kamis.

"Begitu mengetahui ada kebakaran, kami bersama warga beramai-ramai langsung berusaha memadamkan api yang membakar lahan wilayah Karangasem, Desa Wukirsari, Imogiri," kata Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Wukirsari Bayu Bintoro di Bantul.

Menurut dia, setidaknya ada seluas 5 sampai 6 hektare lahan yang terdapat berbagai pepohonan jati, mahoni, dan jambu mete di Desa Wukirsari yang terbakar. Kebakaran itu diketahui terjadi pada hari Kamis sekitar pukul 11.00 WIB.

Bayu mengatakan bahwa lahan yang terbakar sendiri berada di wilayah perbukitan sehingga menyebabkan warga kesulitan untuk mencapai lokasi. Namun, berkat kerja keras warga dan FPRB serta bantuan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), api bisa dipadamkan.

"Sekitar 3 jam kemudian api baru bisa dipadamkan. Lokasinya memang agak sulit dijangkau karena di puncak bukit jadi butuh waktu yang lama," katanya.

Upaya pemadaman api, kata dia, dengan memutus jalur api agar kebakaran tidak bertambah luas dan merembet ke rumah warga sebab jarak lokasi kebakaran dengan permukiman penduduk sekitar 500 meter.

"Karena sumber air juga tidak ada, kami gunakan ranting-ranting basah untuk menggepyok agar api tidak merembet," katanya.

Menurut dia, kebakaran lahan hutan ini diakibatkan faktor kesalahan manusia itu sendiri, yakni pembakaran sampah oleh warga setempat yang tidak memperhatikan bahaya yang ditimbulkan, bahkan kejadian ini bukan pertama kali terjadi di wilayahnya.

Terhitung sejak musim kemarau 2015, yang terjadi sejak Juli sampai Oktober, kata dia, kebakaran hutan di Desa Wukirsari sudah terjadi sebanyak enam kali, yang semuanya disebabkan karena kalalaian manusia.

"Kalau imbauan atau sosialisasi sudah sering kami lakukan, tetapi tidak semua warga bisa memahami dan tetap ada satu dua yang ngeyel membakar sampah di dekat hutan," katanya.

(KR-HRI)