Bantul indikasikan jumlah gelandangan dan pengemis berkurang

id gelandangan dan pengemis

Bantul indikasikan jumlah gelandangan dan pengemis berkurang

Ilustrasi pendataan pengemis yang terjaring razia (Foto antarafoto.com)

Bantul, (Antara Jogja) - Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengindikasikan jumlah gelandangan dan pengemis di wilayah setempat mulai berkurang setelah adanya razia rutin yang dilakukan instansinya.

"Kami rutin melakukan razia gelandangan dan pengemis dengan menyasar jalan-jalan utama dan tempat-tempat wisata, pasti ada (ditemukan) terus, cuma kalau jumlahnya mulai jarang," kata Kepala Satpol PP Bantul Hermawan Setiadji di Bantul, Minggu.

Menurut dia, tahun ini instansinya secara rutin minimal satu bulan sekali melakukan operasi untuk menyisir gelandangan, pengamen, dan pengemis yang dianggap bisa mengganggu ketertiban masyarakat di Bantul.

Ia mengatakan bahwa daerah yang sering jadi target razia gelandangan dan pengemis menyasar wilayah penyangga kota seperti Kasihan, Sewon, dan Banguntapan yang juga dilewati jalan besar, seperti jalan lingkar yang sering menjadi tempat mangkal mereka.

Menurut dia, tiap kali razia dalam beberapa kali terakhir, Satpol PP Bantul hanya menjaring rata-rata empat sampai lima orang gelandangan dan pengemis, jumlah itu berbeda dengan dulunya yang bisa mencapai 15 sampai 20 orang terjaring tiap operasi.

"Kadang kami sering salah, dikira mereka hidup susah, padahal kalau dihitung mereka mengemis di perempatan bisa dapat banyak," kata mantan Kepala Kantor Pengelolaan Pasar Bantul ini.

Hermawan mengatakan bahwa sejumlah gelandangan pengemis yang terjaring razia, termasuk juga wanita tunasusila yang terjaring razia, dibawa ke panti milik Dinas Sosial (Dinsos) DIY yang terletak di Jalan Parangtritis, Bantul.

"Di tempat tersebut mereka akan dibina dan diberikan keterampilan, kemudian dilepas lagi dengan harapan tidak lagi kembali ke jalan atau tidak menjadi pengemis," kata dia.

Meski begitu, kata dia, kadang sulit untuk mengubah pola pikir mereka yang mencari uang dengan cara mudah namun kurang benar sebab beberapa masih ada yang kembali ke dunia mereka setelah keluar dari panti meskipun di tempat lain.

"Akan tetapi, setidaknya itu (razia dan dibina di panti) tetap efektif daripada tidak dilakukan sama sekali, bahkan bisa lebih parah lagi," katanya.***4***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024