Debit air PDAM Tirtamarta turun 10 persen

id pdam

Debit air PDAM Tirtamarta turun 10 persen

PDAM (istimewa)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Debit air PDAM Tirtamarta terdampak musim kemarau berkepanjangan sehingga menurun sekitar 10 persen, namun perusahaan daerah milik Pemerintah Kota Yogyakarta itu belum memberlakukan sistem distribusi air secara bergiliran.

"Sudah ada penurunan debit sehingga berpengaruh pada aliran air ke pelanggan, namun kami belum akan memberlakukan distribusi air secara bergiliran," kata Direktur Utama PDAM Tirtamarta Yogyakarta Dwi Agus Triwidodo di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, pelanggan yang paling terdampak akibat penurunan debit air selama musim kemarau adalah pelanggan di Yogyakarta bagian utara dan tengah, sedangkan pelanggan di Yogyakarta bagian selatan relatif tidak terdampak.

Pelanggan di Yogyakarta bagian selatan, lanjut Agus, diuntungkan oleh kondisi topografi wilayah yang lebih rendah bila dibanding pelanggan di bagian utara. PDAM Tirtamarta kini memiliki sekitar 33.700 pelanggan.

Agus mengatakan, sebagian besar pelanggan sudah melakukan berbagai langkah antisipasi menghadapi musim kemarau dan penurunan debit air yaitu dengan menyiapkan bak-bak penampungan air.

Aliran air ke pelanggan, lanjut dia, biasanya mengalami gangguan pada jam puncak penggunaan yaitu pukul 04.00 - 07.00 WIB dan pukul 16.00 -19.00 WIB. Gangguan disebabkan banyak pelanggan yang memanfaatkan air pada rentang waktu tersebut.

"Jika sudah memiliki air dalam bak penampungan, maka pelanggan masih bisa memenuhi kebutuhan air bersih," katanya yang mulai menyiapkan koordinasi internal menyangkut penurunan debit.

Sampai saat ini, PDAM Tirtamarta Yogyakarta mengandalkan keberadaan 33 sumur dalam, sembilan sumur dangkal dan mata air dari Sungai Kuning di Sleman dengan total debit dalam kondisi normal 550 liter per detik.

Sedangkan untuk rencana menambah sumber air dari Sungai Progo, Agus mengatakan bahwa rencana tersebut baru bisa direalisasikan dalam waktu satu hingga dua tahun mendatang.

"Butuh kesiapan infrastruktur, dan hal itu dikoordinasikan oleh DIY. Kami di Kota Yogyakarta bersama Sleman dan Bantul akan menjadi penggunanya," katanya.

Sementara itu, Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Etik Setyaningsih mengatakan sebagian wilayah DIY akan memasuki musim hujan pada dasarian kedua November.

"Khusus untuk wilayah DIY bagian utara dan tengah diperkirakan sudah akan mengalami hujan pada dasarian kedua November, sedangkan di bagian selatan diperkirakan awal Desember," katanya.

Namun demikian, curah hujan yang turun diperkirakan di bawah normal karena wilayah DIY masih dipengaruhi El Nino hingga Desember.

"Kami memiliki patokan suatu wilayah dinyatakan sudah masuk musim hujan jika curah hujannya lebih dari 50 milimeter per dasarian," katanya. ***4***

(E013)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024