Ratusan siswa Bantul ikuti simulasi gempa bumi

id simulasi gempa

Ratusan siswa Bantul ikuti simulasi gempa bumi

Ilustrasi, simulasi bencana gempa bumi(FOTO ANTARA/Idhad Zakaria/Koz/pd/12.)

Bantul, (Antara Jogja) - Ratusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Pundong, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengikuti simulasi bencana gempa bumi yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah di lingkungan sekolah itu, Rabu.

Kepala Sekolah SMKN 1 Pundong Elly Karyani Sulistyawati di sela simulasi mengatakan melalui simulasi gempa ini diharapkan para siswa bisa menjadi generasi muda yang mandiri dan berguna bagi lingkungan sekitarnya, khususnya ketika terjadi bencana.

"Ini pembelajaran bagi mereka, mereka harus jadi orang yang mandiri ketika ada bencana harus bisa memutuskan dengan berfikir cerdas dan jernih, tidak panik, lalu melakukan langkah-langkah penyelamatan," katanya.

Menurut dia, setidaknya kegiatan tersebut diikuti sebanyak 744 siswa-siswi dan pengajar di sekolah kejuruan tersebut, kegiatan simulasi gempa bumi dilakukan juga untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober.

Ia mengatakan, simulasi gempa bumi dilaksanakan karena wilayah Kecamatan Pundong merupakan daerah rawan bencana gempa, mengingat diantara murid-muridnya berada pada daerah yang terdampak gempa pada gempa bumi 2006 lalu.

Elly Karyani mengatakan, selain berguna bagi pengajar, dengan simulasi bencana ini, para siswa harus bisa menularkan pengalamannya pada teman dan keluarga, serta lingkungannya untuk bisa bersahabat dengan bencana di daerah yang memang rawan itu.

"Untuk bagaimana mengatasi bencana dan survive di bencana, mereka akan belajar menjadi pahlawan kecil dalam hal bencana," katanya.

Menurutnya, simulasi dibuat seperti senyata mungkin mendekati suasana gempa bumi, sehingga para siswa langsung berhamburan keluar ketika gempa disimulasikan, bahkan letusan petasan juga mewarnai selama siswa berusaha berkumpul di lapangan.

Selain itu, beberapa siswa dan guru yang disimulasikan menjadi korban juga didandani dengan sejumlah luka dan darah buatan, sementara para siswa yang selamat melakukan simulasi bagaimana mengevakuasi korban luka dan tewas serta mendata.

Namun pada saat simulasi evakuasi itulah, nampak sejumlah siswi menangis histeris hingga sesak napas, dan para pengajar dan siswa yang menyadari bahwa hal tersebut bukan bagian dari simulasi langsung membawanya ke UKS.

Salah seorang siswi SMKN I Pundong, Widya Ningsih mengatakan, tidak sedikit rekannya mengalami trauma karena pernah menjadi korban gempa bumi 2006 dan beberapa keluarganya menjadi korban jiwa, seperti dirinya yang teringat peristiwa gempa sembilan tahun lalu.

"Teringat gempa dulu, saat itu ibu menangis dan rumah-rumah rusak, banyak korbannya," katanya.***4***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024