Yogyakarta (Antara Jogja) - Seratus narapidana atau warga binaan dari Lembaga Pemasyarakatan se-Daerah Istimewa Yogyakarta melukis bersama 50 maestro dalam rangka memperingati Hari Pahlawan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wirogunan, Yogyakarta, Senin.
Koordinator acara "Melukis Bersama Warga Binaan Pemasyarakatan se-DIY bersama Perupa Yogyakarta, Marjiyanto mengatakan 50 seniman lukis yang dihadirkan seluruhnya berasal dari Yogyakarta. Beberapa maestro ternama di antaranya adalah Kartika Affandi, Nasirun, serta Gono Sudargono.
"Acara ini untuk menginspirasi warga binaan. Walaupun ada di terali besi, agar tidak terbatas inovasi dan kreasinya," kata dia.
Berdampingan dengan para maestro, para warga binaan menggoreskan cat warna-warni di atas kanvas berukuran 60x50 cm. Beberapa di antaranya ada yang melukis dengan gaya abstrak dan sebagian lainnya memilih gaya realis dengan mencitrakan wajah manusia, binatang, serta benda lainnya.
Warga binaan lain di Lapas Wirogunan yang tidak terlibat langsung dalam acara itu juga terlihat berkerumun menyaksikan acara itu. salah satu di antaranya adalah terpidana mati kasus narkotika asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso.
Selain melukis bersama, acara itu juga diselingi dengan penampilan seni Jatilan, serta group band warga binaan dari sejumlah Lapas di DIY.
Menurut Marjiyanto, Lapas serta Rutan di DIY tidak dapat mengirimkan seluruh warga binaannya untuk mengikuti acara itu karena tempat dan sarana terbatas.
Masing-masing mengirimkan warga binaan pilihan dengan jumlah beragam, seperti Lapas Cebongan mengirimkan dua orang, Lapas Wonosari satu orang, dan Lapas Wirogunan sendiri mengikutsertakan 15 orang warga binaan.
"Hasil karya mereka nanti akan dipamerkan di Gedung Pamer Karya Narapidana di Yogyakarta di Jalan Taman Siswa," kata dia.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, I Wayan Kusmianta Dusak yang hadir dalam acara itu mengatakan selain dihelat untuk memperingati hari Pahlawan Nasional, acara melukis bersama 50 seniman itu diharapkan menginspirasi warga binaan agar tetap berani bermimpi, berinovasi dan berkreasi meski berstatus narapidana. "Mereka juga bisa seperti para maestro ini," kata dia.
Selain itu, menurut I wayan, kegiatan melukis juga mampu menjadi sarana bagi warga binaan untuk berekspresi serta "memerdekakan diri" dari kondisi yang sebelumnya pernah terjerumus dalam kejahatan atau perbuatan melawan hukum.
"Banyak orang yang dulunya pernah jatuh tenggelam, lalu mampu menjadi pemimpin," kata I Wayan.
Ia mengatakan, penyelenggaraan acara itu merupakan inisiatif Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM DIY. Acara serupa, menurut dia, juga pernah dilakukan di Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu, Jakarta Timur. "Karena ini positif, saya menginginkan supaya kelak bisa dilakukan secara nasional," kata dia.
(T.L007)
Berita Lainnya
Prisia Nasution kerjakan "Melukis Luka"
Jumat, 20 Oktober 2023 7:17 Wib
Srikandi Ganjar DIY gelar workshop melukis bareng perempuan milenial
Senin, 19 Juni 2023 19:33 Wib
Pemkab Bantul tingkatkan kreativitas anak melalui lomba melukis tingkat TK-SD
Minggu, 2 Oktober 2022 13:55 Wib
Sanggar Wasundari konsisten ajarkan melukis wayang
Selasa, 3 Mei 2022 1:12 Wib
Widyawati ingin melukis lagi
Selasa, 30 Juni 2020 5:40 Wib
122 perupa Nusantara melukis bersama di kawasan Malioboro
Selasa, 10 Desember 2019 12:01 Wib
34 seniman 17 negara melukis di Hutan Pinus Mangunan Bantul (VIDEO)
Sabtu, 14 September 2019 17:17 Wib
VIDEO : seniman mancanagera melukis di Hutan Pinus Mangunan
Sabtu, 14 September 2019 17:15 Wib