Investor upayakan pembangunan PLTB Bantul dimulai 2016

id pembangkit

Investor upayakan pembangunan PLTB  Bantul dimulai 2016

ilustrasi.( foto ylpkjatim.com)

Bantul (Antara Jogja) - Investor asal Amerika Serikat mengupayakan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga bayu atau angin di sepanjang pantai selatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bisa dimulai pada 2016.

"Proyek PLTB (pembangkit listrik tenaga bayu) Samas ini akan dipasang sebanyak 21 turbin angin, dan rencana pembangunannya dimulai pada 2016," kata Manajer UPC Bayu Jogja, Nico Priyambodo di Pantai Gua Cemara Bantul, Selasa.

Menurut dia, UPC merupakan perusahaan asal AS yang fokus dalam mengembangkan energi bayu, dan rencana pengembangan PLTB pantai selatan Bantul ini akan membangkitkan energi hingga 50 megawatt dengan 21 turbin atau kincir angin.

Ia mengatakan, 21 turbin untuk pengembangan energi baru terbarukan itu akan dibangun di atas tiga jenis lahan, yakni lahan Sultan Ground (SG) lahan kas desa dan lahan pribadi milik warga yang sudah dibebaskan pemerintah.

"(PLTB) ini berjarak kurang lebih 25 kilometer menuju gardu induk Wates, Kabupaten Kulon Progo. Rencana pembangunan pada 2016, sehingga target beroperasi pada 2017 dan paling lambat awal 2018," katanya.

Ia mengatakan, lokasi turbin PLTB pantai selatan yang meliputi empat desa yakni Desa Tirtohargo Kretek, Desa Srigading dan Gadingsari Sanden serta Desa Poncosari Srandakan ini berada di antara Sungai Opak dan Sungai Progo sepanjang 70 kilometer.

"Ini karena sumber daya angin yang bagus, kemudian kemudahan yang diawarkan pemerintajh setempat, serta didukung adanya gardu listrik, dan kita melihat dari sisi modal tidak kesulitan saat bangun nanti," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika dalam kunjungannya mengatakan, mendukung pengembangan PLTB ini, sebab merupakan proyek yang bagus bagi negara dan rakyat Indonesia khususnya masyarakat Yogyakarta termasuk Bantul.

"Karena ini mengambil sumber energi yang tidak bayar, sehingga ini yang harus kita manfaatkan ke depan, karena kalau pakai sumber lain, misalnya batu bara lama-kelamaan habis juga," katanya.

KR-HRI
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024