"Borobudur Writers and Cultural Festival" kembali digelar

id candi borobudur

"Borobudur Writers and Cultural Festival" kembali digelar

Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Perhelatan "Borobudur Writers and Cultural Festival" akan kembali digelar pada 12-14 November 2015 di Yogyakarta dan di Wilayah Candi Borobudur dengan mengangkat tema "Gunung, Bencana, dan Mitologi di Nusantara".

Direktur Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF), Yoeke Darmawan di Yogyakarta, Kamis, mengatakan festival yang akan dihelat untuk keempatkalinya itu akan difokuskan guna menggali lebih dalam ihwal kekayaan peradaban budaya Indonesia yang ada dibalik gunung-gunung di Nusantara.

"Sebagai masyarakat yang hidup di "negeri cincin api" tentu kita perlu mengkaji seberapa besar peradaban budaya kita yang terlahir dari gunung," kata dia.

Menurut Yoeke, acara inti BWCF pada 13-14 November 2015 akan dilaksanakan di Hotel Manohara- TWC Candi Borobudur, serta Desa Krandengan di Gunung Sumbing dengan dibingkai dalam rangkaian seminar, pentas musik, seni gunung, pemutaran film, pameram foto, pesta buku serta pemberian penghargaan.

"Para Arkeolog, geolog, sejarawan, sastrawan akan kami libatkan untuk melakukan diskusi bersama dalam forum itu," ucapnya.

Seluruh topik seminar, menurut dia, akan berfokus mengenai gunung. Topik pertama yakni "Letusan Gunung dan Peradaban di Nusantara" yang akan membahas mengenai peradaban yang terkubur akibat letusan Gunung Tambora di NTT, Gunung Merapi di Jawa Tengah, dan misteri kawah raksasa Toba di Sumatera Utara.

Topik selanjutnya akan mengangkat tentang "Gunung Padang dan Kontroversinya" yang akan membahas mengenai peradaban temuan Gunung Padang sebagai kultur peradaban tinggi atau buatan alam. "Dua pandangan yang berbeda itu akan disampaikan dengan bukti-bukti yang secara akademik akan sama-sama kuat," imbuh Yoeke.

Adapun topik terakhir akan mengangkat tentang "Mitologi dan Gunung di Nusantara" yang akan mendiskusikan tentang makna-makna terkait gunung-gunung di Nusantara, Pada sesi itu, menurut dia, akan memaparkan beragam budaya gunung dari berbagai tempat di Nusantara.

Yoeke menambahkan, dalam rangkaian acara itu, khususnya saat berada di Desa Krandegan, Gunung Sumbing para peserta juga akan dihibur dengan pertunjukan "Seni Gunung" dari Komunitas Lima Gunung.

"Di sana akan dilantunkan sajak-sajak yang mengungkapkan kegunungan dalam Puisi Gunung`," tuturnya.

Budayawan, Romo Mudji Sutrisno dalam kesempatan itu mengatakan gunung perlu mendapatkan tempat tersediri di hati masyarakat di Nusantara. Ia menilai, banyak masyarakat belum memahami kekuatan gunung. Letusan gunung, kata dia, banyak dimaknai hanya sebagai bencana atau hal negatif lainnya.

"Padahal itu adalah fase di mana gunung akan kembali memberi kesuburan dan penghidupan bagi masyarakat, kata Romo Mudji.***4***

(L007)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024