Pedagang mengaku resah adanya kebijakan impor beras

id impor beras

Pedagang mengaku resah adanya kebijakan impor beras

Ilustrasi impor beras Indonesia (Foto antaranews.com)

Gunung Kidul, (Antara Jogja) - Pedagang beras lokal di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengaku resah dengan adanya kebijakan pemerintah pusat melakukan impor beras dari Vietnam.

Salah seorang pedagang beras Tukino di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan, dirinya resah dengan kebijakan pemerintah yang mengimpor beras dari Vietnam karena bisa menurunkan permintaan beras lokal dan harga beras akan anjlok.

"Padahal itu sebelumnya Wakil Presiden Yusuf Kalla menyatakan bahwa beras impor langsung ditujukan ke setiap daerah," kata Tukino.

Tukino mengatakan meski saat ini beras impor belum memasuki Kabupaten Gunung Kidul, pihaknya mengaku resah akan merugi dengan masuknya beras impor tersebut.

"Ya kalau dibilang resah ya resah, impor itu akan mematikan para pedagang beras lokal," katanya.

Dia mengatakan dirinya dan sejumlah pedagang beras lainnya sudah mulai menyetok beras lokal dari sejumlah daerah.

"Kami sudah menyetok beras lokal dari Delanggu, Klaten. Kami membeli beras dari Cilacap juga ada. kami khawatir stok tidak laku," katanya.

Ia mengatakan harga beras lokal stabil dikisaran Rp8.000 sampai Rp 10 ribu per kilogram, namun demikian pihaknya tetap berharap pemerintah mengkaji ulang.

"Kami berharap tidak ada beras impor yang masuk Gunung Kidul," katanya.

Sementara itu, salah seoranga petani lokal, Muji mengaku pesanan beras merah hasil panen tahun ini tetap stabil. Untuk beras merah Rp11 ribu, beras biasa Rp10 ribu.

"Pesanan untuk beras merah masih tinggi, kemarin saya mendapatkan pesanan total 50-an kg," katanya.

Dia berharap harga beras tetap stabil karena sebagai petani dirinya menggantungkan hidup dari hasil pertanian. "Jangan sampai beras turun," katanya. ***3***

(KR-STR)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024