Sultan : kecukupan pangan tingkatkan stabilitas ketahanan nasional

id sultan

Sultan : kecukupan pangan tingkatkan stabilitas ketahanan nasional

Sri Sultan HB X (Foto: jogja.antaranews.com)

Bantul (Antara Jogja) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X mengatakan ketidakcukupan pangan berpotensi mengguncang stabilitas sosial dan ketahanan nasional.

"Namun jika pangan tersedia sesuai kebutuhan dan keterjangkauan daya beli masyarakat akan meningkatkan stabilitas sosial dan ketahanan nasional," katanya saat meresmikan gudang cadangan pangan di Desa Patalan, Kecamatan Kabupaten Bantul, DIY, Rabu.

Menurut Sultan, kenyataan itu menunjukkan bahwa pangan merupakan barang strategis karena menjadi penentu pertanian dan keamanan sosial dan politik, sehingga tidak mengherankan pangan menjadi penting dalam kebijakan ekonomi di semua negara.

"Pangan juga merupakan hak asasi, dan di Indoneia pengaturan pangan tertuang dalam peraturan pemerintah tentang ketahan pangan dan gizi, dan bahkan dalam PP terbaru telah mengatur tujuh masalah pokok pangan," katanya.

"Sultan mengatakan, dalam rangka mewujudkan kecukupan pangan agar setiap rumah tangga mampu mengakses pangan sesuai kebutuhan, maka disamping usaha peningkatan produksi juga diperkuat manajemen cadangan pangan yang efektif dan efisien.

Apalagi menurut Sultan, bank dunia telah memperingatkan bahwa cadangan pangan Indoensia berada pada titik terendah, sehingga harus diatasi sejak dini, mengingat cadangan pangan dunia juga turun hampir setengahnya.

"Anomali iklim yang tidak menentu, masa panen yang tidak merata antarwaktu dan antardaerah, serta seringnya kejadian darurat mengharuskan pemenuhan kecukupan cadangan pangan antisipasi kemungkinan kekurangan pangan," katanya.

Sementara itu menurut Sultan, terdapat beberapa hal yang mengganggu stabilitas pasokan bahan pangan, misalnya pada saat panen raya mengakibatkan pasokan berlimpah, sehingga menekan harga dan mengurangi keuntungan usaha tani.

Ia mengatakan, sebaliknya jika petani mengalami gagal panen atau paceklik, harga bahan pangan di pasar meningkat tajam, sehingga mengurangi aksesibilitas konsumen atas pangan sesuai kebutuhan.

"Selain itu sistem ekonomi pangan kita kenyataan didasarkan pada mekanisme pasar bebas, sehingga pedagang berperan dominan dibanding pemerintah dan rumah tangga," katanya.
KR-HRI
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024