Pemkab Kulon Progo bangun "entrepreneur" pelaku UMKM

id UMKM bangkitkan perekonomian

Pemkab Kulon Progo bangun "entrepreneur" pelaku UMKM

kerajinan pandan sari craft di Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, DIY. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya membangun jiwa entrepreneur pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah sehingga dapat bertahan dalam persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN dan mendorong mereka melakukan inovasi.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kulon Progo berkembang pesat, namun belum diimbangi dengan jiwa entrepreneur supaya mampu menghadapi persaingan produk tingkat lokal dan internasional.

"Kebijakan kami yakni membangkitkan entrepreneur kepada pelaku UMKM karena semangat UMKM yang didorong dari kementerian untuk supaya berkembang dan dimudahkan, serta memfaslitasi," kata Hasto.

Menurut Hasto, persoalan UMKM di Kulon Progo ini bukan persoalan kemudahan mengakses izin, dan fasilitasi, namun jiwa entrepreneur pelakunya. Contoh, kurang pemasaran produksnya, kurang bisa mengemas dengan baik, sehingga kurang diminati hasilnya.

"Menurut kami, pelaku UMKM membuat usahanya tidak berfikir pada permintaan pasar, tapi lebih pada berdasarkan keinginan. Sehingga, saat produk dibuat, pelaku UMKM tertatih-tatih mencari pasarnya. Untuk itu, selain memfasilitasi, kami melatih mereka tentang entrepreneur," kata Hasto.

Politisi muda PDI Perjuangan ini mengatakan pemkab dan perbankan juga berupaya memfasilitasi modal kepada pelaku UMKM. Perbankkan memberikan pinjaman modal melalui kredit usaha rakyat. Sejauh ini, pinjaman udaha untuk UMKM sangat tinggi di atas 50 persen.

"Kami selalu menekankan kepada bank daerah supaya mempermudah pelaku UMKM. Hal ini terbukti, kredit untuk UMKM sebesar 70 persen dan 30 persen kredit non-UMKM," katanya.

Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag-ESDM) Kulon Progo Dewantoro mengatakan pihaknya selalu mendorong pelaku UMKM meningkatkan kualitas produk, melakukan inovasi dan memperluas jaringan pemasaran. Sehingga, setelah mereka berhasil membuat produk yang diminati pasar dan memiliki pangsa pasar, maka modal akan datang dengan sendirinya.

Menurut dia, perbankkan akan mempertimbangkan berbagai aspek dan prospek produk sebelum mencairkan modal bagi pelaku UMKM. Kuncinya, pelaku UMKM harus mampu menciptakan produk unggulan dan diminati pasar.

"Bukan rahasia, pinjam modal ke bank harus menggunakan agunan, termasuk pelaku UMKM. Semakin bagus produk UMKM dan memiliki pasar, maka semakin banyak bank yang akan menawarkan pinjaman," katanya.\

(KR-STR)