DIY selenggarakan "Festival Budaya Kembul Sewu Dulur"

id kembul

DIY selenggarakan "Festival Budaya Kembul Sewu Dulur"

Daerah Istimewa Yogyakarta (Foto Istimewa)

Jogja (Antara Jogja) - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta akan menyelenggarakan "Festival Budaya Kembul Sewu Dulur 2015" di Lapangan Desa Pendowoharjo, Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo, 8-9 Desember 2015.

Kepala Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata DIY Muhammad Halil di Yogyakarta, Jumat, mengatakan "Festival Budaya Kembul Sewu Dulur 2015" merupakan kemasan baru acara tradisi yang telah bertahun-tahun diselenggarakan di Kulon Progo dengan nama "Saparan Rebo Pungkasan Bendung Kayangan".

"Acara ini merupakan acara tradisi yang sudah bertahun-tahun diselenggarakan, namun kali ini Dispar DIY langsung memfasilitasi karena potensinya cukup besar mengundang wisatawan," kata dia.

Menurut Halil, jika sebelumnya upacara adat tersebut hanya menyuguhkan "kenduri kembul sewu sedulur", "dahar kembul", serta "guyang jaran kepang". Kini acara tradisi tersebut akan dikemas dengan tata panggung serta acara-acara tambahan yang baru seperti "Symphony of Light" serta pameran lukisan.

Ia mengatakan "Kembul Sewu Sedulur" merupakan wujud atas segala ramhat yang diberikan Tuhan yang digambarkan dengan berbagai macam hidangan "tenongan" berisi berbagai jenis lauk tradisional berupa bothok lele dan panggang mas.

"Kenduri `kembul sewu sedulur` juga memberi gambaran sikap egaliter di mana pimpinan dan rakyat dapat makan bersama tanpa ada jarak," kata dia.

Selain kenduri "Kembul Sewu Sedulur" sebagai acara utama, menurut Halil, "Symphony of Light" juga akan menjadi acara unggulan, sebab akan dikemas menyerupai pertunjukan lampu "Song of The Sea" di Singapura atau "Symphony of Light" di Tokyo, Jepang.

Menurut dia, "Symphony of Light" akan dikemas dengan menghias pohon-pohon di pegunungan dengan lampu warna-warni yang akan menjadi latar belakang pementasan musik etnik oleh mahasiswa Institut Senin Indonesia (ISI) di Lapangan Pendoworejo yang sekaligus menutup festival budaya tersebut.

"Jadi saya perkirakan `Symphony of Light` akan menjadi `gong`-nya rangkaian festival itu," kata dia.

Menurut dia, penyelenggaraan acara tersebut diperkirakan akan menghabiskan biaya Rp150 juta yang akan diambilkan dari dana keistimewaan.

"Banyak komponen yang harus kami biayai, sehingga dibilang dananya banyak ya banyak, sedikit ya sedikit," kata dia.

Ia mengatakan rangkaian festival itu akan mampu melestarikan sekaligus mengenalkan potensi wisata alam perdesaan di Kulon Progo. Ia meyakini acara itu akan mendapat perhatian baik dari wisatawan lokal maupun mancanegara.

"Kalau nanti mendapat respons cukup baik, tahun depan kami akan mengembangkan lagi," kata dia.

(L007)
Pewarta :
Editor: Hery Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2024