KPA Sleman : sektor transportasi rawan penyebarluasan HIV/AIDS

id hiv

KPA Sleman : sektor transportasi rawan penyebarluasan HIV/AIDS

ilustrasi (foto antaranews.com)

Sleman, (Antara Jogja) - Komisi Penanggulangan Aids Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mewaspdai sektor transportasi menjadi salah satu sektor yang rawan terhadap penyebarluasan HIV/AIDS.

"Mobilitas yang dilakukan menyebabkan adanya interaksi antar manusia dari satu tempat ke tempat lainnya, bahkan dari negara satu ke negara lainnya," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sleman Mulyanto, Senin.

Menurut dia, aktifitas ini jika tidak dibarengi dengan kesadaran akan perilaku sehat turut berkontribusi dalam penyebaranluasan HIV dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

"Dilihat dari faktor resiko penderita HIV/Aids persentase tertinggi disebabkan heteroseksual 60,04 persen, homoseksual 14,20 persen dan narkoba suntik 8,32 persen," katanya.

"Dari kelompok umur paling tinggi 20 hingga 29 tahun 30,67 persen, 30 hingga 39 tahun 29,81 persen, 40 hingga 49 tahun 16,24 persen," katanya.

Ia mengatakan, penderita berdasarkan pekerjaan wiraswasta 19,10 persen, tidak diketahui 14,98 persen ibu rumah tangga (IRT) 12,74 persen, buruh kasar 7,40 persen, siswa/mahasiswa 6,01, persen tenaga profesional nonmedis 6,57 persen, dan tenaga nonprofesional 6,26 persen.

"Menurut data jumlah temuan kasus HIV (ODHA) di DIY kumulatif dari 1993 hingga September 2015 berjumlah 3.146 kasus, dengan temuan kasus di Kabupaten Sleman sebesar 737 kasus, jumlah terbesar dibanding kabupaten/kota lain di DIY," katanya.

Mulyanto mengatakan, angka ODHA di Sleman yang tidak sedikit, dengan dampak yang tidak sedikit pula. Angka ini memberikan gambaran bagaimana kondisi Kabupaten Sleman secara khusus serta bangsa Indonesia secara umum ke depan, jika, seluruh pemangku kebijakan dan seluruh pihak terkait tidak bekerja secara bersama-sama secara sinergis, terintegrasi dan berkesinambungan dalam menyelesaikan masalah ini," katanya.

Ia mengatakan, sejatinya penyebaran HIV/AIDS bermula dari perilaku yang menyimpang atau dengan kata lain tidak sehat. Seperti hubungan seks bebas dengan berganti-ganti pasangan atau berbagi alat suntik dengan orang yang positif mengidap HIV terutama dikalangan pengguna narkoba suntik.

"Diperlukan perubahan perilaku sebagai langkah awal dari pencegahan HIV/AIDS. Dan ini menjadi tantangan bagi kita bersama untuk semakin giat merumuskan program kegiatan yang menjadi media informasi dan edukasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan besarnya bahaya berperilaku demikian," katanya.***4***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024