Penjabat Bupati Sleman turun langsung gerakan PSN

id nyamuk

Penjabat Bupati Sleman turun langsung gerakan PSN

ilustrasi nyamuk penyebar DBD (bengkulu.antaranews.com)

Sleman, (Antara Jogja) - Penjabat Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Gatot Saptadi memimpin langsung kegiatan Jumat Bersih dan gerakan pemberantasan sarang nyamuk di Dusun Jaten Desa, Sendangadi, Kecamatan Mlati, Jumat.

Gatot Saptadi didampingi Kepala Dinas Kesehatan, Camat Mlati, TNI/Polri serta kader Ibu-ibu Dusun Jaten mengadakan monitoring pelaksanaan pemberantasan serang nyamuk (PSN) di rumah warga setempat.

"Kegiatan merupakan tindakan yang prefentif dan lebih murah dalam upaya penanggulangan penyakit DBD," kata Gatot Saptadi.

Ia berharap kegitan ini selanjutnya dilakukan secara berkesinambungan dan membentuk petugas di tingkat padukuhan/tim kecil gerakan PSN.

"Kegiatan ini bisa melibatkan anak-anak usia sekolah SD atau SMP, serta melestarikan gerakan kebersihan melalui gotong royong atas kesadaran bersama demi kesehatan bersama," katanya.

Dalam kegiatan tersebut Penjabat Bupati langsung memimpin monitoring dan PSN di tempat tempat yang dimungkinkan ada sarang nyamuk dan jentik nyamuk, baik di kamar mandi, almari es ataupun lingkungan rumah/pekarangan.

Penjabat Bupati melihat langsung adanya jentik yang berkembang/hidup di bekas potongan pohon pisang karena tergenangi air. Selanjutnya pemilik lahan dan tim melaksanakan PSN dengan cara mengubur genangan air sehingga tidak akan terjadi lagi air menggenang.

Hasil dari tim monitoring Padukuhan Jaten, Desa Sedangadi 113 rumah/pekarangan terdapat 39 positif ada jentik, sehingga angka bebas jentik /AJB baru 65 persen, masih di bawah angka bebas jentik yaitu minimal 95 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Mafilinidati Nuraini mengatakan, pengendalian penyakit DBD masih menjadi prioritas penanganannya karena sudah menyebar di 17 kecamatan di Sleman.

"Pada awal 2016 sampai dengan 9 Februari sudah terjadi 71 kasus DBD, dengan kematian satu orang. Hal ini disebabkan karena keterlambatan membawa pasien/korban ke fasilitas pelayanan kesehatan yang merupakan rumah sakit rujukan," katanya.***4***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024