Warga binaan Lapas Wirogunan baca puisi antikorupsi

id wirogunan

Warga binaan Lapas Wirogunan baca puisi antikorupsi

LP Wirogunan Yogyakarta (Foto Antara/Rizky)

Yogyakarta (Antara  Jogja) - Sejumlah warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wirogunan Yogyakarta membaca puisi dengan tema antikorupsi bersama para seniman dalam acara "Gerakan Puisi Menolak Korupsi Road Show 37 Yogyakarta" di lapas itu, Selasa.

Para warga binaan yang berpartisipasi dalam diskusi serta pembacaan beberapa puisi dengan tema antikorupsi itu, di antaranya yang pernah terlibat kasus korupsi seperti kasus pengadaan Pergola Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, pembangunan gardu Pembangkit Listrik Negara (PLN) Yogyakarta, hingga kasus Biaya Operasional Kendaraan (BOK) bus Trans Jogja.

"Kami membutuhkan umpan balik dalam membuat karya puisi tentang korupsi, agar lebih objektif dan berimbang. Selama ini kami tahu kasus korupsi dari media saja," kata salah seorang penyair yang juga koordinator Gerakan Puisi Menolak Korupsi (PMK) Yogyakarta R.B. Edi Pramono seusai acara itu.

Ia mengatakan dengan mengetahui ekspresi serta ungkapan langsung dari para narapidana mengenai kasus korupsi yang menjeratnya, setidaknya ke depan ia akan dapat membuat puisi bukan hanya dari sisi hukum positif dan cenderung menghakimi.

"Tapi kami juga bisa memiliki empati bahwa mereka juga bisa jadi merupakan korban sistem," kata dia.

Menurut Pramono, salah satu karya puisinya yang berjudul "Kutulis Sajak Ini dari Balik Jeruji" yang dibacakan oleh salah satu warga binaan mendapat kritik dalam acara itu.

"Gambaran penjara dalam bait puisi saya dianggap terlalu mewah, dan itu berlawanan dengan apa yang mereka rasakan, sehingga saya akan menghapus bait itu," kata dia.

Penggagas Gerakan Puisi Menolak Korupsi Heru Mugiarso mengatakan acara "road show" pembacaan puisi menolak korupsi di Lapas Wirogunan itu merupakan yang ke-37 setelah sebelumnya juga dilakukan di beberapa kota lainnya dengan objek yang berbeda, seperti pondok pesantren, lingkungan kampus, serta masyarakat umum.

"Kami berharap karena puisi itu menyentuh hati, barangkali dapat mencerahkan para warga binaan, membantu menyadarkan, sekaligus mendoakan mereka," kata dia.

Kepala Lapas Kelas II A Wirogunan Zaenal Arifin mengatakan pembacaan puisi dengan melibatkan narapidana merupakan kegiatan yang baru pertama kali dilakukan di Yogyakarta.

Bagi lapas, katanya, kegiatan yang digagas oleh para seniman sastra dari PMK tersebut, dapat menjadi sarana mengomunikasikan realitas sosial yang terjadi di dalam lapas kepada masyarakat.

"Karena kalau saya yang ngomong sendiri, tidak ada yang percaya," kata dia.

Dengan mengajak warga binaan membaca puisi, menurut Zaenal, setidaknya para penyair dapat mengetahui secara gamblang realitas yang terjadi di dalam lapas, sehingga diharapkan dalam menulis puisi tantang korupsi atau kehidupan lapas bisa lebih "fair".

Ia mengatakan hingga saat ini, jumlah warga binaan kasus korupsi di Lapas Wirogunan mencapai 43 orang dari seluruh warga binaan dengan total 370 orang.
L007
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024