Canada-Indonesia TPSA survei gula semut

id gula semut

Canada-Indonesia TPSA survei gula semut

Ekspor gula semut Kulon Progo (Foto Antara/ Sutarmi)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Canada-Indonesia Trade and Privat Sector Assistance Project melakukan survei gula semut di gudang Koperasi Serba Usaha Jatirogo Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Gula semut termasuk dalam delapan komoditas berbasis pertanian yang permintaan pasarnya cukup besar di Kanada," kata Project Manager Canada-Indonesia TPSA, Said Fauzan Baabud di Kulon Progo, Selasa.

Pihaknya datng ke Kulon Progo untuk bertemu dengan pemerintah kabupaten, sekaligus melihat potensi dan produsen gula semut yang ada di kabupaten tersebut.

Ia mengatakan kedatangannya ke Kulon Progo juga untuk meminta kepastian dan kesanggupan produsen gula semut menyediakan permintaan pasar di Kanada.

"Akhir Maret 2016, kami harus menyerahkan laporannya ke Kementerian Perdagangan (Kemdag) dan kedutaan, untuk kemudian diputuskan ekspornya," kata Said.

Saat ini sebagian besar konsumen di Kanada sudah beralih ke produk organik. Di negara tersebut, konsumsi gula cukup tinggi karena banyak terjadi migrasi penduduk dari Asia dan Afrika, dan mereka tidak keberatan membayar lebih mahal untuk mendapatkan produk organik.

Selain gula semut, ada tujuh produk Indonesia yang juga muncul dalam "market survei" yakni kopi, lada, kelapa murni, tekstil, garmen, mebel, dan sepatu olahraga.

"Kami optimistis gula semut produksi KSU Jatirogo bisa terpilih menjadi produk yang diekspor ke Kanada, mengingat produk dan operasional koperasi ini sudah berstandar internasional," kata dia.

Manajer KSU Jatirogo Theresia Eko Setyowati menyambut baik rencana Canada-Indonesia TPSA untuk mengekspor gula semut. Namun, pihaknya masih membutuhkan waktu untuk menata kembali produksi gula semut di koperasinya.

"Pangsa pasar gula semut sudah terbuka lebar, produksinya harus kami genjot. Beberapa langkah harus dilakukan, seperti memperhatikan regenerasi penderes nira serta peremajaan pohon, agar hasil niranya bisa maksimal," katanya.

Ia mengatakan KSU Jatirogo hanya bisa menghasilkan gula semut sebanyak 140 ton setiap bulan. Selama ini, produk tersebut diekspor ke beberapa negara di dunia, dengan porsi terbesar di Amerika.

"Jadi disamping memaksimalkan pasar, kita juga harus memperhatikan ketersediaan produksinya, dengan mengupayakan replanting pohon dan regenerasi penderes nira," katanya.

(KR-STR)