BPBD Bantul latih pemadaman kebakaran kelompok difabel

id pemadam kebakaran

BPBD Bantul latih pemadaman kebakaran kelompok difabel

Ilustrasi simulasi pemadaman api (Foto ANTARA/Noveradika)

Bantul (Antara) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan pelatihan pemadaman kebakaran kepada kelompok penyandang disabilitas yang tergabung dalam Forum Peduli Difabel Bantul.

"Ada 30 difabel yang mengikuti pelatihan pemadaman kebakaran. Ini untuk memberikan pemahaman agar mereka tahu apa yang dilakukan pertama saat kebakaran," kata Koordinator Pemadam Kebakaran BPBD Bantul, Johanes Widiatmoko usai pelatihan di Bantul, Rabu.

Menurut dia, pelatihan pemadaman kebakaran yang diadakan selama dua hari sejak Selasa (10/5) sampai Rabu (11/5) di Rumah Budaya Tembi Bantul melibatkan pemateri dari Palang Merah Indonesia (PMI) Bantul dan unit Damkar BPBD.

Ia mengatakan pada hari pertama peserta pelatihan memperoleh materi pertolongan pertama bagi korban kebakaran dari PMI, kemudian pada hari kedua teori dan praktek penanganan kebakaran secara simpel agar mudah difahami peserta.

Dalam pelatihan tersebut, kata dia, kelompok difabel diarahkan memanfaatkan barang-barang yang mudah ditemukan di sekitar sebagai alat pemadam saat terjadi kebakaran, seperti pasir, handuk, selimut, karung goni serta daun.

"Teknik ini disebut dengan pemadaman dengan cara tradisional. Misalnya kalau menemukan handuk, selimut atau karung goni supaya dicelupkan dulu ke air," katanya.

Menurut dia, kelompok difabel yang terdiri tuna rungu hingga tuna daksa antusias mengikuti pelatihan. Dalam pelatihan itu kelompok difabel juga diajarkan bagaimana cara mengoperasikan alat pemadam api ringan (APAR) dan mempraktekkanya.

"Teman-teman berkebutuhan khusus harus bisa menghadapi ketika terjadi kebakaran sebelum petugas datang, guna meminimalisasi terjadinya korban," katanya.

Relawan Forum Peduli Difabel Bantul, Sigit Triyanta mengatakan, sekitar 30 penyandang disabilitas yang mengikuti pelatihan pemadaman kebakaran dari BPBD Bantul tersebut perwakilan dari 17 kecamatan se-Bantul yang sebagian merupakan korban gempa bumi 2006.

"Saat ini regulasi yang mengatur keterlibatan difabel dalam pengurangan risiko bencana mengalami perbaikan. Pengurangan risiko bencana juga sudah melibatkan seluruh elemen kelompok masyarakat termasuk difabel," katanya.

(KR-HRI)