Bantul (Antara Jogja) - Gelombang tinggi yang melanda pantai selatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Rabu (8/6) pagi merobohkan sejumlah bangunan yang terdapat di kawasan pesisir Pantai Samas, Desa Srigading.
"Gelombang tinggi ini sudah terjadi sejak seminggu lalu, dampaknya abrasi juga merobohkan tempat pelelangan ikan dan sejumlah bangunan lainnya," kata Ketua Kelompok Nelayan Pantai Samas, Sadino di Bantul, Rabu.
Menurut dia, setidaknya ada satu rumah warga, satu bangunan TPI Pantai Samas, serta kandang ternak milik warga sekitar yang terdapat di selatan lokasi penangkaran penyu kawasan Pantai Samas yang roboh karena gelombang tinggi itu.
Selain itu kata dia, gelombang tinggi di pantai itu menyebabkan puluhan nelayan setempat merugi karena tidak bisa melaut, padahal jika menjual ikan dari hasil tangkapan melaut, masing-masing nelayan bisa mengantongi keuntungan rata-rata Rp400 ribu per hari.
Dengan demikian, kata Sadino, saat ini para nelayan lebih memilih bertani untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, meski keuntungan yang diperoleh lebih kecil, sambil menunggu gelombang yang menerjang daratan hingga radius 100 meter dari bibir pantai itu berakhir.
"Nelayan saat ini memilih mengolah pertanian di lahan pasir, sehingga mereka beralih menjadi petani, memang hasilnya lebih menguntungkan menjual ikan," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto mengatakan, potensi gelombang tinggi yang melanda pantai selatan Bantul masih terjadi dalam beberapa hari ke depan, sebab informasi dari BMKG ketinggian gelombang antara 2,5 sampai lima meter akan berlangsung sampai 9 Juni.
Menurut dia, ketinggian gelombang pantai selatan yang mencapai lima meter tersebut tergolong tinggi atau di atas rata-rata dalam kondisi normal, namun demikian menurutnya tidak perlu disikapi dengan berlebihan karena memang gelombang tersebut juga terjadi di pantai daerah lainnya.
"Hampir semua pantai juga mengalami hal yang sama, karena ini siklus tahunan, intinya dengan kondisi ini masyarakat yang berada di sepanjang pesisir selatan dan penggiat usaha di harus menjaga kewaspadaan dan kesiapsiagaan," katanya.
KR-HRI
Berita Lainnya
BRIN sebut Transmisi gelombang radio tak relevan untuk internet
Kamis, 28 Maret 2024 15:33 Wib
Hujan ringan guyur Indonesia
Kamis, 28 Maret 2024 7:40 Wib
Pergerakan massa menolak hasil Pemilu 2024 dideteksi, papar Hadi
Jumat, 15 Maret 2024 13:03 Wib
Cuaca ekstrem dan hujan lebat terpa 12 daerah Indonesia
Jumat, 15 Maret 2024 5:41 Wib
DKP Gunungkidul imbau nelayan tak melaut karena gelombang tinggi
Rabu, 13 Maret 2024 15:46 Wib
22 kru kapal tenggelam di Selayar, Sulsel, kini dicari
Rabu, 13 Maret 2024 8:09 Wib
Rusak diterjang gelombang, 10 kapal motor nelayan rusak berat
Rabu, 13 Maret 2024 0:27 Wib
BMKG imbau nelayan pesisir selatan DIY waspadai gelombang tinggi
Kamis, 7 Maret 2024 13:03 Wib