Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau masyarakat, khususnya peternak unggas, meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus H5N1 atau flu burung seiring masih adanya anomali cuaca yang berpotensi meningkatkan penyakit unggas.
"Cuaca yang tidak menentu (anomali cuaca) kadang panas, kadang hujan deras memiliki potensi memicu berbagai penyakit unggas, salah satunya flu burung," kata Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Bidang Peternakan, Dinas Pertanian DIY, Anung Endah Swasti, di Yogyakarta, Senin.
Kendati angka kematian burung akibat flu burung saat ini menurun drastis dibandingkan awal 2016, kata dia, antisipasi tetap harus ditingkatkan.
Distan DIY melalui 60 petugas Unit Respon Cepat (URC) yang tersebar di seluruh kabupaten juga mengintensifkan pemantauan kemungkinan adanya ternak unggas yang terjangkit virus flu burung atau penyakit lainnya, seperti newcastle disease atau tetelo.
Kondisi cuaca yang tidak menentu, menurut dia, dapat mengakibatkan daya tahan unggas menurun sehingga rentan terserang penyakit.
"Berbeda jika dalam kondisi cuaca normal unggas cenderung memiliki daya tahan yang kuat," kata Anung.
Kasus yang paling besar, yakni matinya 3.900 burung puyuh dan puluhan unggas jenis lain di Desa Sidorejo, Kecamatan Lendah, Kulon Progo.
"Angka kematian akibat virus terus menurun sampai sekarang, misalpun ada jumlahnya di bawah sepuluh ekor," kata dia.
Menurut Anung, pencegahan merebaknya virus flu burung dapat dilakukan dengan menerapkan biosecurity. Biosecurity, menurut dia, terdiri atas tiga tahap, yakni pemilihan lokasi kandang dengan baik, pembuatan pagar kandang, serta manajemen kandang, termasuk pemberian disinfektan.
"Kami sudah menyosialisasikan mekanisme biosecurity kepada kelompok peternak," kata dia.
Selain biosecurity, ia juga menekankan kepada peternak agar menyediakan tempat khusus untuk menampung kotoran ternak.
"Kotoran unggas jangan sampai dibuang sembarangan," kata dia.
Untuk 2016, menurut dia, Distan DIY menyiapkan 700.000 dosis vaksin flu burung dan 800 liter disinfektan. 700.000 dosis vaksin itu terdiri atas 500.000 dosis vaksin H5N1 clade 2.1.3 dan 200.000 dosis vaksin H5N1 clade 2.3.2.
L007
Berita Lainnya
Amartha gandeng BroilerX salurkan modal usaha bagi peternak unggas di Jawa
Kamis, 24 Agustus 2023 21:55 Wib
DIY memperketat lalu lintas unggas cegah flu burung "clade" baru
Kamis, 9 Maret 2023 23:37 Wib
IPB-JAPFA miliki laboratorium riset unggas
Rabu, 25 Januari 2023 6:58 Wib
Baznas RI meluncurkan Program Balai Ternak Kelompok Unggas
Kamis, 2 Desember 2021 0:02 Wib
Mentan mendukung pembentukan korporasi industri unggas rakyat
Kamis, 3 Juni 2021 23:44 Wib
Warga Kotagede melarang pedagang unggas berjualan di Tegalgendu
Jumat, 19 Juni 2020 18:46 Wib
Peternak diimbau waspadai penyakit unggas selama musim hujan
Kamis, 16 Januari 2020 16:34 Wib
Disperindag Sleman merelokasi pedagang unggas dan klitikan Pasar Godean
Rabu, 30 Oktober 2019 15:40 Wib