Sleman jadi "pilot project" data tunggal pertanian

id sleman

Sleman jadi "pilot project" data tunggal pertanian

Kabupaten Sleman (Foto Istimewa)

Sleman, (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah mencanangkan program "smart regency" dan ditunjuk pemerintah pusat sebagai "pilot project" implementasi sistem aplikasi data tunggal pertanian.

"Dipilihlah Sleman sebagai `pilot project`atau proyek percontohan berdasarkan rekomendasi Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil. Di Sleman, pendataan kependudukan elektronik sudah berjalan dengan cukup baik," kata anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Benny Pasaribu di Sleman, Jumat.

Menurut dia, aplikasi yang telah diterapkan Pemkab Sleman tersebut akan digunakan untuk melakukan pendataan kepada petani.

"Selanjutnya kami akan melakukan pendataan kepada petani secara detail mulai dari profil diri hingga kepemilikan lahan garapan," katanya.

Ia mengatakan, penerapan sistem aplikasi data tunggal pertanian ini dilatarbelakangi pada fakta di mana data produksi pangan masih tercerai-berai. Perbedaan data pangan antarlembaga berpengaruh dalam mengambil kebijakan.

"Seperti yang terjadi di Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan. Ketiadaan data tunggal, membuat pengambilan kebijakan impor tidak disertai data yang pasti. Kadang untuk persoalan impor pangan ini data di Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan berbeda-beda," katanya.

Benny mengatakan, ke depan, sistem aplikasi yang dijalankan tersebut akan dijalankan oleh masing-masing badan usaha milik desa (BUMDes). Dengan sistem seperti ini, maka pemerintah dapat mengetahui kondisi pangan di daerah.

"Kalau semua data terintegrasi, pemerintah bisa melakukan kebijakan yang tepat sasaran seperti pemberian subsidi dan pengelolaan pertanian," katanya.

Ia mengatakan, untuk aplikasi nanti akan ditunjuk PT Telkom dalam menyusun data integrasi logistik pangan tersebut. Pengelolaan data nantinya, tidak mengambil peran Badan Pusat Statistik (BPS), meski pengelolaan data akan dilakukan "by name dan by address" para petani.

"Konten aplikasi nanti akan diketahui luasan lahan, produk pangan, jumlah ternak, kebutuhan pupuk dan benih untuk petani," katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, Pemkab Sleman siap mendukung program pemerintah pusat ini, apalagi, program ini sesuai dengan visi dan misi yang ingin mewujudkan "Sleman smart regency".

"Melalui sistem ini akan membawa Sleman menuju `smart regency`. Nanti bagian pemerintah desa dan camat kami optimalkan untuk mendorong program ini," katanya.

Direktur Enterprise dan Bussiness PT Telkom Indonesia Muhammad Awaluddin menjelaskan, untuk menyukseskan sistem tersebut, pihaknya telah menyiapkan jaringan internet bagi 86 desa di Kabupaten Sleman.

"Konektifiti yang disiapkan, diharapkan dapat mengakomodasi data 3.100 kelompok tani yang akan dijadikan responden. Kami juga siapkan konten, aplikasi berbasis `smartphone` di mana masing-masing BUMDes akan menjadi koordinator kelompok tani," katanya.

Adapun survey ke petani-petani dalam tahap uji coba ini, akan dilaksanakan mulai 8 hingga 26 Agustus 2016. Masing-masing surveyor akan melakukan pendataan produk pangan, luas lahan, kemilikan lahan dan ternak.

"Kendala infrstruktur tersolusi dengan jaringan telepon seluler. Kami akan memastikan titik lokasi yang kendala akses layanan ini dengan menambah konektifitas, agar seluruh desa dapat terjangkau," katanya.***4***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024