Bupati: komunikasi hindarkan kasus kekerasan di sekolah

id kekerasan

Bupati: komunikasi hindarkan kasus kekerasan di sekolah

Ilustrasi (ist)

Sleman (Antara Jogja) - Bupati Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Purnomo menilai komunikasi yang baik antara pihak-pihak di sekolah dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya kasus kekerasan di dunia pendidikan.

"Kami merasa prihatin dengan adanya kasus kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan seperti kasus pemukulan guru oleh orang tua murid," kata Sri Purnomo di Sleman, Senin.

Menurut dia, kasus-kasus tersebut dapat dihindari dengan lebih intensif melakukan komunikasi tidak hanya pada siswa namun juga orangtua wali murid.

"Kurangnya komunikasi dapat menimbulkan kesalahpahaman. Kami berharap pada kepala sekolah agar dapat meningkatkan mutu pendidikan dan komunikasi baik di lingkungan sekolah maupun dengan orangtua wali murid," katanya.

Ia mengatakan, tantangan pada era pendidikan saat ini adalah adanya keterbukaan dan kemudahan akses informasi, yang jika tidak disikapi dengan bijak dapat menimbulkan permasalahan tersendiri bagi sejumlah generasi muda.

"Pemberian pengetahuan tentang etika pergaulan, penanaman nilai- nilai agama, moral, budi pekerti serta etika bagi anak didik harus terus menerus dilakukan, sehingga para siswa memiliki kemampuan untuk menyaring berbagai informasi yang masuk," katanya.

Pemerintah Kabupaten Sleman juga telah melakukan pencanangan sekolah ramah anak.

Pencananan sekolah ramah anak sendiri telah memiliki landasan hukum berupa Peraturan Bupati Nomor 19 tahun 2016.

Bahkan sekarang Pemkab Sleman telah membentuk 39 sekolah ramah anak yang tersebar di 17 kecamatan se Kabupaten Sleman.

Pembelajaran di sekolah ramah anak sendiri tidak hanya bertumpu pada upaya-upaya melindungi anak dari pihak eksternal. Di sekolah para siswa juga diberi pemahaman untuk mengidentifikasikan jenis-jenis kekerasan yang mungkin bisa terjadi pada mereka.

Dengan cara tersebut maka saat kekerasan terjadi, anak-anak bisa melaporkannya pada pihak-pihak berwenang.
V001
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024