Akademisi: teknologi informasi jadi kekuatan pertumbuhan ekonomi

id uin sunan kalijaga

Akademisi: teknologi informasi jadi kekuatan pertumbuhan ekonomi

UIN Sunan Kalijaga (Foto Antara)

Yogyakarta (Antara) - Teknologi informasi dapat menjadi kekuatan pendorong besar untuk pertumbuhan ekonomi, kata Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Agung Fatwanto.

"Oleh karena itu, masyarakat dari semua latar belakang sosial-ekonomi perlu diberi akses teknologi informasi terbaru untuk meningkatkan kesejahteraan," katanya pada pembukaan konferensi "OpenSUSE. Asia Summit 2016" di Yogyakarta, Sabtu.

Agung mengatakan sejumlah negara Asia telah mulai menginisiasi dalam melaksanakan teknologi informasi untuk pelayanan publik dan mendorong penggunaan teknologi informasi untuk sektor swasta.

"Kami ingin teknologi informasi dapat membawa kebahagiaan untuk semua, tentu saja dapat menyadari ketika itu terjangkau bagi sebagian besar orang," katanya.

Ia mengatakan komunitas "open source" dapat memainkan peran yang sangat penting dalam bidang tersebut.

"Komunitas OpenSUSE dapat berkontribusi terutama dengan menawarkan produk mereka yang secara bebas bisa digunakan oleh beberapa sektor serta berdampak besar pada masyarakat," kata Agung.

Ketua Panitia "OpenSUSE. Asia Summit 2016" Estu Fardani mengatakan peran teknologi informasi di masa depan sangat penting bagi bangsa. Di berbagai sektor baik ekonomi, keamanan, politik maupun sosial bersentuhan dengan teknologi itu.

"Masyarakat pun dalam beraktivitas memanfaatkan teknologi informasi. Penggunaan perangkat lunak dan `platform`-nya sudah menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia," katanya.

Menurut dia, "OpenSUSE. Asia Summit 2016" yang berlangsung selama dua hari (1-2/10) itu dihadiri 478 peserta terdiri atas akademisi, instansi pemerintah, pihak industri, mahasiswa, dan praktisi teknologi informasi yang berasal dari dalam dan luar negeri.

"Selama dua hari akan dilaksanakan beberapa kegiatan seperti `workshop`, IT Expo, `Lighting Talks`, dan `parallel session` dengan 38 narasumber baik dari dalam maupun luar negeri seperti Taiwan, Jepang, Tiongkok, dan Jerman," kata Fardani.

(B015)
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024