Bantul tidak beri bantuan petani terdampak banjir

id petani

Bantul tidak beri bantuan petani terdampak banjir

Ilustrasi sawah kebanjiran (antarafoto.com)

Bantul (Antara) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak memberikan bantuan bagi petani yang tanamannya rusak karena terendam air akibat diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir.

"Kalau untuk pemberian bantuan petani yang tanamannya rusak kami tidak bisa melakukan, karena ada kendala kaitannya dengan anggaran," kata pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Pulung Haryadi di Bantul, Kamis.

Menurut dia, lebih dari 500 hektare lahan pertanian yang tersebar di sejumlah kecamatan Bantu terendam air, tanaman yang terendam itu baik cabai, bawang merah, tanaman palawija seperti kacang tanah dan jagung serta tembakau.

Bahkan, kata dia, karena tanaman terendam air dengan ketinggian rata-rata 30 sampai 35 centimeter tersebut membuat sebagian tanaman rusak, seperti jagung yang harusnya tumbuh menjadi layu hingga tidak dapat dipanen.

"Musim hujan dengan curah yang tinggi ini karena pengaruh anomali cuaca dan tentunya ini diluar perkiraan kita dan para petani, tetapi mau bagaimana lagi, karena kita tidak ada anggaran, bantuan belum bisa," kata Pulung.

Ia mengatakan, upaya yang dilakukan instansinya sejauh ini juga masih mendata dampak lahan pertanian yang terendam air tersebut, untuk mengetahui apakah mengalami gagal panen atau penurunan kualitas hasil panen secara keseluruhan.

"Jadi lahan pertanian yang terdampak (terendam air) belum kami nyatakan gagal panen, karena kami masih inventarisasi mana saja yang tidak bisa dipanen dan mana yang kualitasnya turun. Kita sudah terjunkan tim," katanya.

Menurut dia, lahan pertanian yang terendam air akibat turun hujan tersebut tersebar di Kecamatan Sanden, Srandakan dan Kretek, namun pada musim hujan juga berdampak pada lahan di wilayah Kecamatan Bambanglipuro.

"Sejumlah kecamatan itu memang jadi daerah langganan banjir ketika musim hujan, namun yang tidak disangka itu di wilayah Bambanglipuro, karena biasanya hanya Sanden, Kretek dan Srandakan," katanya.

(KR-HRI)