Sleman terus upayakan penurunan AKI dan AKB

id ibu hamil

Sleman terus upayakan penurunan AKI dan AKB

Ilustrasi (Istimewa)

Sleman, (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta terus berupaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi pada persalinan dengan peningkatan derajat kesehatan ibu hamil.

"Angka Kematian Ibu (AKI) terjadi akibat komplikasi pada saat persalinan sehingga dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat serius," kata Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun pada Sarasehan Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Anak, Selasa.

Menurut dia. penyebab langsung kematian maternal yang umum terjadi adalah pendarahan, eklamasi dan infeksi.

"Sebagai upaya preventif, Pemkab Sleman melalui Dinas Kesehatan secara rutin melakukan pemantauan ibu hamil dengan faktor risiko dan ibu hamil faktor risiko tinggi melalui Peta Ibu Hamil di 1212 dusun di Kabupaten Sleman," katanya.

Ia mengatakan, upaya penurunan AKI ini juga didukung peran serta aktif masyarakat melalui Gerakan Sayang Ibu dan Implementasi Desa Siaga serta Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan mengoptimalkan SMS gateway untuk memastikan Ibu hamil mendapatkan pertolongan persalinan yang cepat, aman dan efektif.

"Sedangkan bagi ibu hamil dan nifas yang tidak memiliki jaminan kesehatan, Pemkab Sleman juga memfasilitasi jaminannya melaui Program GARBA yang diampu oleh Jamkesos Provinsi DIY," katanya.

Sri Muslimatun mengatakan, upaya kesehatan yang diberikan diantaranya dengan Penguatan Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) dan Rumah Sakit Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK).

"Untuk memberikan kesadaran tentang pentingnya pertolongan persalinan oleh tenaga professional, Pemkab Sleman juga menyelenggarakan Kelas Ibu Hamil di 25 Puskesmas di seluruh Kabupaten Sleman," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dr Mafilindati Nuraini, M.Kes mengatakan tujuan diadakannya sarasehan yang diikuti 26 rumah sakit/klinik pratama dan enam puskesmas se Kabupaten Sleman tersebut adalah mencari solusi bersama untuk percepatan dan mempertahankan penurunan AKI dan AKB.

"Berdasarkan data, AKI dan AKB di Kabupaten Sleman sudah lebih baik dari target angka secara nasional. Pada 2015 tercatat bayi lahir hidup 14.134 dan kematian bayi lahir 51 atau sebesar 3,61 persen. Hal ini tentunya cenderung berkurang dari 2014 dimana bayi lahir hidup sejumlah 14.406 dengan jumlah kematian bayi 67 atau sebesar 4,65 persen," katanya.

Ia mengatakan, sejalan dengan SDGs pada 2030 bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup dan mengakhri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah dengan berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH. ***4***

(V001) 

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024