Tani Subur kualahan penuhi permintaan pupuk organik

id pupuk organik tani subur

Tani Subur kualahan penuhi permintaan pupuk organik

Kelompok produksi pupuk organik "Tani Subur" Dusun Wonorejo, Ngaglik, Sleman. (Foto Antara/ Victorianus Sat Pranyoto)

Sleman, (Antara Jogja) - Kelompok produksi pupuk organik Tani Subur Dusun Wonorejo, Sariharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta kualahan memenuhi permintaan pupuk yang mencapai 300 ton per bulan.

"Produksi kami rata-rata per hari baru sekitar dua ton, sedangkan permintaan dari kelompok tani maupun instansi-instansi di Sleman, maupun Jawa Tengah bisa mencapai antara 200 hingga 300 ton per bulan," kata Manajer kelompok produksi pupuk organik Tani Subur Dusun Wonorejo, Tugimin di Sleman, Rabu.

Menurut dia, untuk memenuhi permintaan tersebut pihaknya kemudian membentuk asosiasi pengolah pupuk organik se Kabupaten Sleman.

"Ada 21 kelompok pengolah pupuk organik di Kabupaten Sleman yang masuk asosiasi. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan permintaan pupuk, kami ambilkan dari anggota asosiasi. Terutama dari anggota yang masih muda yang belum mampu memasarkan hasil produksi," katanya.

Ia mengatakan, kelompok produksi pupuk organik "Tani Subur" ini merupakan pengembangan usaha dari kelompok ternak Ngudi Makmur, untuk memaksimalkan kotoran hewan ternak.

"Kotoran-kotoran sapi dan kambing dari kelompok kemudian diolah menjadi pupuk organik yang juga memiliki nilai ekonomis," katanya.

Tugimin mengatakan, awalnya produk pupuk organik ini hanya digunakan kalangan sendiri. Namun produksi pupuk ternyata terus mengalami peningkatan.

"Produksi pupuk terus mengalami peningkatan, sehingga produk kemudian dipasarkan ke kelompok-kelompok tani di sekitar sini," katanya.

Ia mengatakan, pengolahan pupuk yang dirintis sejak 2009 itu sekarang bisa menghasilkan pupuk organik minimal dua ton per hari.

"Saat ini untuk mendatangkan bahan baku, kami memberdayakan peternak setempat. Hampir seluruh bahan baku berasal dari desa dan kecamatan setempat," katanya.

Ketersediaan bahan baku, kata dia, cukup melimpah. Terlebih jumlah kelompok ternak di Kecamatan Ngaglik mencapai belasan.

"Jika terjadi kelangkaan kami harus mencari dari kecamatan terdekat, namun selama ini tidak pernah kehabisan untuk bahan baku kotoran hewan. Kami juga sudah membuat jaringan di setiap kelurahan dan kecamatan untuk bahan baku ini," katanya.

Ia mengatakan, pemasaran dari pupuk ini telah berjalan dengan optimal. Selain melayani penjualan regional, pupuk "Tani Subur" juga dipasarkan ke Wonosobo, Magelang, Kebumen, Jepara bahkan hingga Bali dan Kalimantan.

"Harga jual pupuk ini terjangkau, Rp800 per kilogram. Selain gabungan kelompok tani, pembeli pupuk ini kalangan civitas akademi. Tujuannya untuk menunjang penelitian dan kebun di Fakultas Kehutanan dan Fakultas Pertanian UGM dan beberapa PTS di Yogyakarta. Khusus untuk Kalimantan, pengiriman mencapai 300 ton per tahun," katanya.***3***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024