BPBD imbau masyarakat Prambanan tingkatkan kewaspadaan longsor

id Longsor prambanan

BPBD imbau masyarakat Prambanan tingkatkan kewaspadaan longsor

Tanah longsor di perbukitan Prambanan, Kabupaten Sleman pada Senin (28/11) malam. (Foto dok BPBD Sleman)

Sleman, (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau masyarakat di perbukitan Prambanan meningkatkan kewaspadaan tanah longsor karena curah hujan semakin meningkat dan mengakibatkan longsor pada Senin (28/11) malam.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan, Selasa, mengatakan kucuran hujan deras pada Senin (22/11) memang lebih banyak terfokus di wilayah Sleman bagian timur.

"Sebagaian kawasan Prambanan itu kontur wilayahnya berupa perbukitan dan dekat dengan pemukiman warga. Sejumlah tebing tidak mampu menahan debit air hujan yang besar sehingga terjadi longsor di 22 titik," ucapnya.

Ia mengatakan, pihaknya kembali mengimbau warga untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.

"Kawasan Prambanan masuk kategori rawan longsor dan potensi bahayanya bisa meningkat di tengah kondisi cuaca musim hujan dengan intensitas tinggi seperti saat ini," tuturnya.

Koordinator Forum Pengurangan Resiko Bencana Bandung Bondowoso Prambanan (PRBP) Prawoto mengatakan warga yang rumahnya terkena longsor dan masih berpotensi bahaya, disarankan untuk mengungsi sementara waktu.

"Ini sebagai antisipasi jika longsor kembali terjadi dan membawa risiko. Hujan juga masih berpotensi turun lagi dengan deras," imbuhnya.

Sebanyak 22 titik terjadi longsor di dua desa kawasan perbukitan Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta akibat hujan yang turun pada Senin (28/11) malam.

"Selain beberapa rumah warga yang terkena longsor, sekitar tujuh ruas jalan juga terdampak hingga mengganggu akses kendaraan," kata Camat Prambanan Abu Bakar.

Ia mengatakan, selain rumah warga, tanah longsor juga mengenai tiga tiang listrik yang menyebabkan sementara harus ada perbaikan jaringannya.
"Di Desa Wukirharjo, dan yang paling parah di Desa Gayamharjo," katanya.***4***

(V001)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024