Pemkab Kulon Progo bangun tiga gerai makanan

id kulon progo

Pemkab Kulon Progo bangun tiga gerai makanan

Kabupaten Kulon Progo (Foto Istimewa)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 2017 berencana membangun gerai makanan di tiga kecamatan untuk mendorong pertumbuhan industri kecil menengah dan percepatan perkembangan ekonomi masyarakat.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag-ESDM) Kulon Progo Niken Probo Laras di Kulon Progo, Senin, mengatakan, pihaknya sedang menyusun zonasi pedagang kaki lima (PKL) untuk 12 kecamatan, khususnya Kota Wates.

"Kami mendapat rekomendasi dari Komisi II DPRD Kulon Progo bahwa Disperindag-ESDM harus menumbuhkan satu kelompok PKL di setiap kecamatan. Nantinya, dicemarti kecamatan yang siap untuk pembangunan gerai makanan," kata Niken.

Ia mengatakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) telah menganggarkan dana pengentasan kemiskinan yang dapat digunakan untuk membangun gerai makanan. Tapi, anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan gerai manakanan sangat terbatas, sehingga Disperindag-ESDM masih melakukan kajian dan pencermatan potensi masing-masing kecamatan.

1a"Untuk sementara waktu, gerai makanan akan dibangun di Kecamatan Wates, Galur dan Panjatan. Tapi masih kami pelajari dulu potensi masing-masing kecamatan. Harapan dewan, setiap kecamatan ada gerai makanan untuk menumbuhkan perekonomian wilayah," katanya.

Terkait pengembangan Alun-alun Wates, ia mengatakan Alun-alun Wates berdasarkan keputusan bupati, merupakan wewenang Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora). Artinya, penataan Kota Wates harus dikoodinasikan dengan Disparpora, Satpol PP dam bagian hukum dan perekonomian.

"PKL mengusulkan supaya pemkab membangun tempat khusus untuk kuliner atau gerai makanan, tapi ini masih menjadi wacana untuk menempati bekas gedung bioskop Wates," kata Niken.

Sementara itu, Ketua Fraksi PDI Perjuangan Kulon Progo Aji Pangaribawa saat ini, jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di sektor kuliner di Kulon Progo berkembang pesat.

"Alun-alun Wates dimangfaatkan pelaku UMKM untuk memasarkan produk-produk mereka. Untuk itu, kami minta pemkab harus membuat terobosan terkait tempat, salah satunya membuat gerai makanan dengan mengambil lokasi di bekas gedung bioskop," kata Aji.

Ia mengatakan pelaku UMKM, dalam hal ini pedagang kali lima menggunakan trotoar untuk berjualan. Mereka sangat antusias mengembangkan perekonomian Kota Wates, sehingga perputaran uang sangat tinggi.

Hanya saja, menurut Aji, Pemkab Kulon Progo kurang responsif terhadap perkembangan sektor kuliner di Kota Wates. Untuk itu, ia mendorong pemkab membangun gerai makanan di setiap kecamatan untuk menjual produk-produk UMKM.

"Kami mendorong pemkab membangun sarana dan prasarana untuk produk UMKM," katanya.
KR-STR