Perkumpulan Wartawan Wredhatama gelar diskusi kedaulatan pangan

id ketahanan pangan

Perkumpulan Wartawan Wredhatama gelar diskusi kedaulatan pangan

Diskusi Kebangsaan dan Kedaulatan Pangan yang diadakan Perkumpulan Wartawan Wredhatama di Rumah Budaya Tembi (Foto Antara/Hery Sidik)

Bantul, (Antara Jogja) - Perkumpulan Wartawan Wredhatama di bawah naungan Paguyuban Wartawan Sepuh Yogyakarta menggelar diskusi dengan tema kebangsaan dan kedaulatan pangan di Tembi Rumah Budaya Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa.

"Diskusi tema kebangsaan dan kedaulatan pangan ini karena kita telah merasakan keresahan dan kegelisahan di bidang pangan khususnya," kata Ketua Perkumpulan Wartawan Wredhatama (Perwara) Yogyakarta Sugeng Wiyono di sela diskusi tersebut di Bantul, Selasa.

Dia mengatakan pada masa lalu Indonesia terkenal dengan ekspor hasil pangan, bahkan karena potensi pangan itu yang dicari oleh VOC atau persekutuan dagang yang dibentuk Belanda pada zaman penjajahan adalah pangan.

"Tetapi kemudian lama-lama Indonesia menjadi pengimpor pangan, ini tentu jadi suatu kesalahan manajemen, padahal Indonesia itu kaya sekali," katanya.

Menurut dia, pangan tidak hanya beras, tetapi diversifikasinya macam-macam misalnya jagung, ketela, sagu, dan lain-lain yang masing-masing daerah di Indonesia mempunyai ketahanan pangan dengan kearifan lokal sendiri-sendiri.

"Mereka punya kearifan lokal sendiri-sendiri, akan tetapi mengapa mereka kemudian di era sebelum ini disuruh makan beras, sehingga kita jadi impor beras. Itu kan aneh," katanya.

Oleh sebab itu, katanya, melalui diskusi kebangsaan dan kedaulatan pangan itu Perwara ingin mengembalikan ke kearifan lokal dalam hal kedaulatan pangan untuk memberikan makanan yang cukup bagi Bangsa Indonesia.

"Ini nanti akan jadi referensi kita, jurnal kita yang dibukukan untuk diserahkan kepada pengambil kebijakan di Jakarta. Kita juga kerja sama dengan DPR RI untuk diserahkan kepada beberapa instansi terkait pangan," katanya.

Dalam diskusi itu, menghadirkan sejumlah narasumber yang ahli bidang pangan, di antaranya dari Pusat Studi Pangan (PSP) UGM, Pusat Studi Kawasan dan Pedesaan UGM, Fakultas Pertanian UPN, serta anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) DIY.

Tentang Perwara, katanya, hampir semua anggotanya berasal dari Paguyuban Wartawan Sepuh (PWS) Yogyakarta, karena Perwara ini legal formalnya adalah PWS.

"Perwara adalah sub dari PWS, suatu peguyuban tanpa aturan karena keanggotaannya sukarela, tetapi Perwara ini ada hukumnya dan punya akta notaris. Kita di bawah PWI (Persatuan Wartawan Indonesia)," katanya. ***4***

(KR-HRI)