DPTP selidiki kematian sejumlah kambing di Wareng

id gunung kidul

DPTP selidiki kematian sejumlah kambing di Wareng

logo Pemkab Gunung Kidul (foto istimewa)

Gunung Kidul, (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan penyelidikan terkait kematian sejumlah kambing di Wareng 1, Wareng, Wonosari, namun tidak ada indikasi antraks.

Kasi Peternakan DPTP Gunung Kidul Suseno Budi di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan pihaknya sudah menerima laporan mengenai kematian mendadak kambing tersebut.

"Kami melalui Puskeswan Wonosari sudah menerjunkan tim untuk mengetahui penyebab kematian kambing tersebut," katanya.

Sementara Kasi Keswan dan Kesmavet bidang peternakan DPTP Retno widiastuti menyampaikan dari pemeriksaan kematian awal terjadi pada empat hari lalu, terjadi pada dua kambing milik Patni.

"Kematian awal itu, terjadi pada dua kambing, lalu hari ini satu ekor," katanya.

Ia mengatakan pihaknya pun melakukan penggalian terhadap kambing yang mati pada Selasa (24/1). "Kambing yang mati itu berumur satu bulan dengan gejala lemas, dan itu biasa terjadi pada kambing," katanya.

Retno mengatakan selain memeriksa tubuh kambing, pihaknya juga menanyakan mengenai kronologis kematian kepada pemilik. DPTP juga melakukan pemeriksaan terhadap kandang.

Menurut dia, kandang kurang baik bagi perkembangan hewan. Kandang terlalu sempit untuk dihuni 12 ekor kambing. Untuk itu, pihaknya meminta kepada pemilik agar memperluas kandang.

Retno menambahkan, dari gejala awal tidak ada indikasi penyakit antraks. "Tidak ada indikasi antraks, tetapi untuk mengantisipasi hal tidak diinginkan kami tadi juga menyemprot desinfektan," katanya.

Ia mengatakan masyarakat agar tidak panik dan takut terhadap adanya hewan ternak yang mati. Dia berharap warga yang memiliki hewan ternak yang mati langsung melaporkan kepada kepala desa setempat agar diteruskan ke petugas Puskewan untuk dilakukan pemeriksaan.

Warga Wareng 1, Wareng, Wonosari Parni mengaku khawatir terkait kematian hewan ternaknya yang terus terjadi pada beberapa hari terakhir. "Saya takut kambing saya mati kena antraks," katanya.

Parni mengaku sebanyak tiga ekor kambing miliknya mati mendadak dalam waktu sepekan. Ketiga ekor kambing miliknya dua diantaranya berumur dua mingguan dan satunya lagi berumur enam bulan.

Parni tidak mengetahui secara pasti kambing miliknya mati mendadak. Sebab tidak ditemukan adanya bekas luka gigitan hewan buas di bagian tubuh kambing tersebut.

"Kalau mati karena hewan buas sepertinya tidak, karena tidak ada tanda-tanda luka adanya gigitan hewan buas," ungkapnya.

Parni selanjutnya melaporan kejadian tersebut ke desa setempat, dan diteruskan ke dinas terkait. "Tadi sudah diperiksa, dan bersyukur bukan antraks," katanya. ***4***

(KR-STR)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024