Serapan tenaga kerja Bantul tumbuh delapan persen

id tenaga kerja

Serapan tenaga kerja Bantul tumbuh delapan persen

ilustrasi (antaranews.com)

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat penyerapan tenaga kerja dari perusahaan di daerah ini tumbuh sebanyak delapan persen dalam setahun terakhir.

"Penyerapan tenaga kerja di Bantul sampai akhir 2016 tumbuh sebanyak 1.446 orang atau delapan persen dibanding serapan tenaga kerja sampai akhir 2015," kata Kepala Bidang Penanaman Modal, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Bantul Noviari Nurmades di Bantul, Kamis.

Menurut dia, penyerapan tenaga kerja Bantul baik dari perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) yang beroperasi di daerah ini sampai 16 Januari 2016 terdata berjumlah 19.730 orang.

Sedangkan penyerapan tenaga kerja Bantul sampai dengan 2015, kata dia, sebanyak 18.264 orang, yang meliputi sebanyak 9.355 tenaga kerja PMDN dan sebanyak 8.909 tenaga kerja PMA.

"Dalam kebijakan penyediaan lapangan kerja, kita priotaskan tenaga kerja dari warga sekitar terutama untuk bagian produksi yang belum memiliki keahlian, sedangkan tenaga ahli yang harus punya skill," katanya.

Ia mengatakan, penyerapan tenaga kerja Bantul dengan keberadaan PMDN dan PMA di Bantul setiap tahun mengalami pertumbuhan naik, bahkan data sampai 2015 ada kenaikan signifikan 22 persen dari 2014 yang sebanyak 14.915 tenaga kerja.

"Realisasi penyerapan tenaga kerja sampai 2016 ini yang tercatat dalam Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang disampaikan melalui situs online. Namun ada juga perusahan yang belum buat laporan," katanya.

Menurut dia, investor asing yang menanamkan modalnya di Bantul berasal dari berbagai negara di benua Eropa misalnya Belanda, kemudian dari Asia seperti Tiongkok. Sementara investor dalam negeri dari berbagai kota di Indonesia.

"Sebagian besar industri bergerak di sektor kerajinan, furniture, garmen. Dan yang paling banyak menyerap tenaga kerja dari industri garmen dengan jumlah karyawan sampai ribuan," katanya.
KR-HRI
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024