BPBD Bantul tetapkan tujuh sekolah siaga bencana

id sekolah siaga bencana

Bantul (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menetapkan tujuh Sekolah Siaga Bencana guna meningkatkan kesiapsigaan para siswa serta guru dalam menghadapi bencana.

"Sebelum-sebelumnya sudah ada peluncuran sekolah siaga bencana di Bantul dan sekolah siaga bencana ini yang ke-tujuh," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto usai peluncuran Sekolah Siaga Bencana di SMAN 2 Bantul, Selasa.

Dwi tidak hafal sekolah-sekolah di Bantul yang sudah ditetapkan menjadi Sekolah Siaga Bencana, namun sekolah itu di antaranya Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ar-Raihan, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 Imogiri, SMA 1 Kretek dan SMP 2 Pundong.

Ia mengatakan peluncuran sekolah siaga bencana yang diawali dengan kegiatan simulasi bencana gempa dan penanganan korban itu diupayakan terus berlanjut di Bantul, sehingga semua sekolah bisa meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana.

"Namun demikian, kami berharap setelah peluncuran sekolah siaga bencana ini kegiatan mitigasi bencana tetap dilanjutkan sekolah masing-masing untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap bencana," katanya.

Ia mengatakan keberhasilan suatu kegiatan dalam melakukan mitigasi bencana atau menghadapi bencana akan bisa diraih kalau kegiatan untuk perkuatan pemahaman siswa dilakukan secara rutin internal di sekolah itu.

"Dan yang paling penting kami juga ingin sekolah mengintegrasikan muatan lokalnya terhadap materi kebencanaan sehingga siswa paham dan tahu apa yang seharusnya dia kerjakan ketika ada bencana," katanya.

Menurut dia, pembentukan sekolah siaga bencana penting di Bantul sebab Bantul merupakan suatu wilayah yang rawan terjadi berbagai macam bencana. Bahkan hampir semua bencana misalnya gempa, banjir dan tanah longsor berpotensi di Bantul.

"Sehingga minimal seluruh siswa paham apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana dan bisa meminimalkan jumlah korban apabila kejadian itu terjadi pada saat jam belajar mengajar di sekolah. Ini yang terpenting," katanya. (KR-HRI)