Jogja (Antara) - Realisasi Bulan Dana PMI Yogyakarta 2016 belum mampu mencapai target yang diharapkan yaitu dari target sekitar Rp500 juta hanya dapat terealisasi sekitar 70 persen atau Rp385,9 juta.
"Ada beberapa sebab. Namun, kami akan tetap berupaya agar operasional PMI Kota Yogyakarta bisa berjalan dengan baik tanpa kendala," kata Wakil Kepala Bidang Organisasi PMI Cabang Kota Yogyakarta Edi Buwono di sela penutupan Bulan Dana PMI 2016 di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, tidak tercapainya target dalam bulan dana tahun ini disebabkan waktu pelaksanaannya mundur dari tahun sebelumnya yaitu baru dimulai pada Oktober hingga Desember 2016.
"Kami sudah berupaya memperpanjang bulan dana selama satu bulan hingga Januari 2017. Namun, belum optimal," katanya.
Selain itu, lanjut dia, penyelenggaraan Bulan Dana PMI 2016 berbarengan dengan proses Pilkada Kota Yogyakarta. Semula, Bulan Dana PMI 2016 akan diketuai oleh wali kota, namun kemudian diserahkan ke PMI Kota Yogyakarta karena wali kota maju pilkada.
Sumbangan dana terbesar pada Bulan Dana PMI 2016 berasal dari kelompok instansi pemerintah dan swasta dengan total sumbangan Rp248 juta.
"Kami berharap, pada tahun ini penyelenggaraan Bulan Dana PMI bisa diselenggarakan lebih cepat dan dalam jangka waktu lebih lama sehingga hasilnya akan maksimal," katanya.
Seluruh kelompok masyarakat, lanjut dia, berpotensi untuk menjadi pendonor. "Tinggal bagaimana mendorong mereka saja untuk ikut berpartisipasi menyumbang dana untuk PMI. Nilai kupon yang kami sebarkan untuk penggalangan dana juga sangat terjangkau," katanya.
Pada Bulan Dana PMI 2016, PMI menyebar kupon dengan nominal yang bervariasi yaitu Rp1.000 untuk pelajar, Rp2.000 untuk masyarakat umum hingga nominal terbesar Rp10.000 untuk pegawai negeri sipil golongan IV.
"Tahun depan, dimungkinkan nominal kupon yang disebar akan dinaikkan untuk mengoptimalkan realisasi dana," katanya.
Sedangkan untuk memenuhi pembiayaan operasional PMI, Edi mengatakan akan memanfaatkan operasional usaha lain milik PMI di antaranya klinik, apotek, dan usaha PMI yang sah.
"Salah satunya adalah unit transfusi darah. Setiap bulan, kami menerima permintaan sekitar 3.500 kantong darah. Semuanya bisa dipenuhi, baik dari pendonor rutin maupun dari pendonor keluarga," katanya.
Permintaan darah, lanjut dia, tidak hanya berasal dari Kota Yogyakarta dan kabupaten lain di DIY tetapi juga dari daerah lain seperti sejumlah kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
(E013)
Berita Lainnya
OJK mencabut izin PT BPRS Saka Dana Mulia, Kudus, Jateng
Sabtu, 20 April 2024 10:10 Wib
Pemkab Bantul menggelontorkan dana BKK Rp32 miliar untuk padat karya 2024
Jumat, 19 April 2024 16:17 Wib
Bawaslu RI siapkan dana kerahiman petugas meninggal dunia
Rabu, 17 April 2024 5:07 Wib
KPU Kulon Progo sebut dana kampanye PKS terbesar
Senin, 8 April 2024 16:21 Wib
Sandra Dewi diperiksa, telusuri aliran dana korupsi PT Timah
Kamis, 4 April 2024 16:04 Wib
Pemkot Yogyakarta segera menyalurkan dana bantuan parpol dalam dua tahap
Kamis, 28 Maret 2024 23:23 Wib
Telan dana Rp900 miliar untuk normalisasi Sungai Wulan Demak, Jateng
Sabtu, 23 Maret 2024 8:09 Wib
Pemprov DIY wajib mengalokasikan dana pemajuan pembangunan kelurahan
Kamis, 21 Maret 2024 10:52 Wib