Jogja (Antara) - Perseroan Terbatas Rajawali Nusantara Indonesia menjalin kerja sama dengan Univeristas Gadjah Mada dalam rangka peningkatan pengelolaan komersialisasi hasil riset dan inovasi.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait kerja sama itu dilakukan oleh Direktur PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Didik Prasetyo bersama Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Dwikorita Karnawati di Gedung Pusat UGM, Yogyakarta, Jumat.
"Melalui kerja sama ini kami harapkan terjadi pertukaran informasi dan berbagi pengalaman mengenai proses alih teknologi maupun komersialisasi hasil riset," kata Didik Prasetyo.
Salah satu tindak lanjut MoU itu, katanya, akan dilakukan penjajakan kerja sama pengembangan tanaman herbal sebagai bahan baku pembuatan produk obat herbal oleh PT Phapros yang merupakan anak perusahaan RNI di bidang farmasi, serta pengembangan produk alat-alat kesehatan lainnya.
"Kerja sama ini akan mendukung kemandirian bahan baku obat karena selain agroindustri, RNI juga memiliki bisnis cukup besar di sektor farmasi," kata dia.
Menurut Didik, RNI sebelumnya juga telah melakukan kerja sama dengan UGM terkait dengan jasa konsultasi pengembangan peternakan sapi impor dengan melakukan kajian kelayakan yang telah dilakukan oleh Fakultas Peternakan UGM.
Ia berharap ke depan pengembangan hasil riset dan inovasi para peneliti UGM dapat diterapkan di seluruh bidang usaha RNI mulai dari agroindustri, farmasi, alat kesehatan, perdagangan dan distribusi, serta properti.
"Kami berharap beberapa pekan atau bulan depan sudah ada proyek kongkrit antara RNI dengan UGM," kata dia.
Didik mencontohkan salah satu pengembangan hasil inovasi di salah satu anak usaha RNI, PT Krebet Baru Malang adalah pemanfaatan teknologi ozonizer untuk menekan bakteri yang dapat merusak nira (air tebu) sehingga mudah untuk diolah menjadi gula kristal putih.
"Potensi pengembangan teknologi ozonizer dan nilai komersialisasinya di industri gula sangat prospektif," kata dia.
Rektor UGM Dwikorita Karnawati menilai kerja sama dengan RNI sebagai upaya yang tepat untuk mendukung hilirisasi hasil riset yang selama ini telah dilakukan para peneliti UGM.
"Kerja sama ini sangat tepat. Sesuai prinsip UGM sebagai `sociopreneur university` kami juga harus mampu menghilirkan hasil riset," kata dia.
Dwikorita berharap dengan kerja sama yang terjalin, RNI sebagai BUMN yang memiliki bidang usaha cukup beragam dapat menjadi "teaching industry" yang akan menyandingkan proses pendidikan dengan kegiatan produksi secara langsung.
"Misalnya dalam bidang industri farmasi atau argoindustri nanti ada hasil riset-riset yang bisa diterapkan, sehingga nanti peneliti dan mahasiwa bisa belajar dan langsung terlibat dalam proses produksi," kata dia.
(L007)
Berita Lainnya
BRIN riset kosmetik berbahan tumbuhan di Indonesia
Rabu, 3 April 2024 3:00 Wib
Bahasa Indonesia sarana komunikasi di perbatasan RI-Timor Leste
Rabu, 27 Maret 2024 17:22 Wib
BBUSKHIT-BRIN perkuat karantina flora-fauna di Indonesia
Selasa, 26 Maret 2024 13:57 Wib
USAID mendukung riset resimen pengobatan tangani TB anak
Selasa, 26 Maret 2024 5:31 Wib
APHA-BRIN sinergikan riset masyarakat adat Indonesia
Kamis, 21 Maret 2024 11:42 Wib
BRIN: Pengutamaan aspek keamanan aplikasi e-voting
Rabu, 20 Maret 2024 10:52 Wib
UGM-Universitas Kyushu memperkuat kerja sama riset bidang kesehatan
Senin, 18 Maret 2024 21:16 Wib
BRIN beber ruang angkasa gelap meski ada matahari
Senin, 18 Maret 2024 4:37 Wib