Warga Samin merasa dipermalukan terkait permintaan bantuan

id warga samin surosentiko

Warga Samin merasa dipermalukan terkait permintaan bantuan

Ilustrasi Demo penolakan pabrik semen Rembang. dok (ANTARA FOTO/R Rekotomo/ama/17.)

Pati (Antara) - Sejumlah warga Samin di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, merasa dipermalukan terkait dengan permintaan berbagai bentuk bantuan ke sejumlah pihak oleh para penolak beroperasinya pabrik semen.

"Kami tidak pernah minta bantuan kepada siapa pun. Akan tetapi, oleh Gunretno (tokoh penolak pabrik semen, red.) diomongkan minta bantuan. Itu sama saja 'njlomprongke' kami," kata Sutoyo, tokoh Sedulur Sikep, di Kabupaten Pati, Selasa.

Ia mengaku mengetahui Gunretno meminta bantuan dengan mengatasnamakan Komunitas Sedulur Sikep setelah dirinya didatangi sejumlah pihak pemberi bantuan yang berasal dari berbagai daerah.

Warga Dukuh Bombong, Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati itu menyebutkan bantuan, antara lain, benih tanaman dan uang sebesar Rp150 juta dari sebuah perusahaan jamu di Kabupaten Semarang.

"Yang 'ngasih' uang 'ngecek' kepada saya, menanyakan apakah bantuan yang telah diberikan sudah diterima atau belum, (Sedulur) Sikep tidak rakus dan tidak pernah minta-minta," ujarnya dalam bahasa Jawa.

Sutoyo menilai tindakan Gunretno yang meminta bantuan dan melakukan unjuk rasa menolak pabrik semen itu menyimpang dari ajaran Samin.

Para leluhur warga Samin, kata dia, tidak pernah mengajarkan pengikutnya untuk iri hati, dengki, bermusuhan, atau menjelek-jelekkan orang lain.

"Saya sudah menegur Gunretno tiga kali, saya tanya ajaran Samin yang mana, kok, mengajak unjuk rasa seperti itu? Dia diam saja, tidak menjawab," katanya.

Ia juga mengaku pernah tiga kali diajak Gunretno berunjuk rasa di Kabupaten Rembang dan Pati untuk menolak pabrik semen.

Menurut dia, para pedemo yang melakukan aksinya itu hanya sebagian kecil dari Sedulur Sikep, sedangkan mayoritas berasal dari desa lain yang seolah-olah merupakan warga Samin.

"Sebagian besar Sedulur Sikep tidak mau diajak demo karena tidak sesuai dengan ajaran yang kami anut," ujarnya.

Manio, tokoh Sedulur Sikep yang lain menegaskan bahwa semua tindakan Gunretno tidak sesuai dengan ajaran Samin Surosentiko.

"Kami tidak boleh 'ngurusi' dan mencampuri urusan yang bukan hak kami. Lagi pula, memanfaatkan alam untuk kesejahteraan manusia itu boleh dan kalau memang nanti jadinya merusak pasti akan kena hukum alam sendiri," katanya.

Terkait dengan berdirinya pabrik semen, Manio yang masih ada ikatan saudara dengan Gunretno menegaskan bahwa Komunitas Sedulur Sikep bersikap netral.
***4***(KR-WSN)