Jakarta (Antara) - Ombudsman Republik Indonesia mengungkapkan sejumlah maladministrasi pada pelaksanaan Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) di Jabodetabek salah satunya ialah keping cakram digital (CD) soal yang didistribusikan tanpa kata kunci atau "password".
Komisioner ORI Ahmad Suaidi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa menjelaskan pemberian keping CD dilakukan H-5 dan H-4 sebelum pelaksanaan ujian dan tanpa proteksi kata kunci sangat mudah diakses dan disalahgunakan.
"Sangat bisa diasumsikan itu sangat mudah diakses dan bisa digandakan," kata Suaidi.
Koordinator Tim Tujuh Bidang Pendidikan ORI Rully Amirulloh yang melakukan pemantauan langsung mendapatkan temuan berdasarkan pengakuan dari guru sekolah secara langsung bahwa guru tersebut membagikan soal-soal yang ada pada kepingan CD kepada siswa.
Pada temuan lainnya bahkan Rully menyebutkan guru yang mendapat keping CD membuat kunci jawaban soal dan menjualnya kepada siswa seharga Rp25 ribu per peserta ujian.
Kasus penjualan kunci jawaban kepada peserta ujian tersebut, kata Rully ditemukan pada SMA di kawasan Jakarta Timur.
Rully menjelaskan bahwa guru yang diwawancarai langsung olehnya mengakui sendiri apa yang dilakukannya namun dengan syarat disembunyikan identitasnya. "Mereka cerita blak-blakan, tapi minta namanya dan sekolahnya di-hidden," kata dia.
Suhaidi menjelaskan metode pemantauan yang dilakukan tim ORI pada lebih dari 20 sekolah yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Data didapat bukan melalui riset kuantitatif melainkan metode sampling yang diambil secara acak, dan beberapa sekolah sudah direncanakan untuk dikunjungi sebelumnya.
Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Daryanto mengatakan akan segera menindaklanjuti temuan ORI tersebut dengan melakukan investigasi dan mengecek ulang data temuan.
Sebelumnya dilaporkan soal-soal USBN tingkat SMA/SMK/MA yang dilaksanakan 20-23 Maret 2017 bocor yang diduga dilakukan oleh oknum guru sekolah sendiri. ***4***(A071)
