DKP kesulitan tanamkan jiwa bahari kepada nelayan

id jiwa bahari nelayan

DKP kesulitan tanamkan jiwa bahari kepada nelayan

Puluhan nelayan Pantai Congot, Kabupaten Kulon Progo, DIY, tidak melaut karena gelombang laut mencapai lima meter. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kesulitan menanamkan jiwa bahari kepada nelayan setempat, sehingga hasil tangkapan ikan tidak maksimal.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Sudarna di Kulon Progo, Minggu, mengatakan faktanya, sampai saat ini, kondisi nelayan masih belum menganggap sektor kelautan sebagai halaman depan mata pencaharian mereka.

"Saat kami mengadakan sosialisasi regenerasi nelayan muda Kulon Progo, dari masyarakat yang kami undang, kurang dari 30 persen yang tertarik menjadi nelayan. Sebelihnya memilih bertani," kata Sudarna.

Ia mengatakan pihaknya tidak patah semangat melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang potensi laut, apa yang dapat dimanfaatkan dari melaut hingga keperpihakan Kementerian Kelautand dan Perikanan (KKP) yang memberikan perlindungan keselamatan jiwa kepada neyalayan.

"Di Kulon Progo sudah terbukti, ada nelayan yang meninggal dunia tidak dalam posisi melaut, tapi mendapat asuransi sebesar Rp160 juta. Bukti sudah ada, tapi mereka tidak begitu tertarik," keluhnya.

Kemudian, kata Sudarna, DKP juga memberikan pelatihan kepada nelayan terkait kemampuan teknis mengoperasikan kapal, mesin dan merawat kapal, hingga penguasan teknologi informasi dalam penguasaan nafigasi.

"Kami fasilitasi, tapi hasilnya masih seperti ini. Mungkin di Kulon Progo ini lebih disebabkan Pelabuhan Tanjung Adikarto yang belum beroperasi," katanya.

Anggota nelayan Pantai Trisik Dwi Surya Putra mengatakan sejak hasil tangkapan ikan sangat sedikit, nelayan beralih menanam cabai, melon, semangka dan mengembangkan tambak udang.

"Nelayan Trisik itu mata pencahariannya bertani, petambak dan sekaligus nelayan. Saat hasil tangkapan ikannya turun, kami memilih bertani dan budi daya tambak udang. Kami sudah lama tidak melaut," kata Dwi.

(KR-STR)