Diaspora: jangan lupakan budaya Jawa

id javanese Diaspora ngumpulke balung pisah

Diaspora: jangan lupakan budaya Jawa

Pembukaan Diaspora event III di Benteng Vredeburg Yogyakarta (istimewa)

Yogyakarta (Antara) - Diaspora atau keturunan Jawa asal Suriname Antoon Sisal berharap meski bersinggungan dengan modernisasi para generasi muda keturunan Jawa tidak melupakan budaya Jawa.

"Pesan saya, pada generasi muda Jawa jangan sampai lupa budaya Jawa meskipun saat ini sudah memasuki zaman modern," kata Antoon menggunakan bahasa Jawa di sela pembukaan acara "Javanese Diaspora Event III" bertema "Ngumpulke Balung Pisah" di Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Senin.

Menurut Antoon, selain tidak melupakan Budaya Jawa, generasi muda keturunan Jawa juga wajib melestarikan Budaya Jawa di manapun mereka berada. Sebab, meski tidak tinggal di wilayah etnis Jawa, para diaspora Jawa di Suriname hingga saat ini semangat melestarikan budaya Jawa.

"Prinsip kami Bahasa Belanda harus mengerti, Bahasa Jawa jangan sampai dilupakan," kata dia.

Sementara itu, diaspora Jawa lainnya asal Kaledonia Baru, Sherlly Timan mengatakan meski bahasa Jawa tidak secara terus menerus dipraktikkan dalam keseharian di negaranya, namun nilai budaya Jawa seperti tata krama atau unggah-ungguh melekat pada kepribadian para keturunan Jawa di Kaledonia.

"Soal tata krama, unggah-ungguh remaja keturunan Jawa di Kaledonia masih mengerti," kata Sherlly.

Oleh sebab itu, ia juga berharap generasi muda keturunan Jawa, khususnya yang masih tinggal di wilayah Etnis Jawa seperti di Jawa Tengah, Jawa Timur, serta Yogyakarta agar tidak menyia-nyiakan kekayaan Budaya Jawa yang dimilikinya.

"Kami sendiri di Kaledonia bercita-cita mendirikan Pusat Budaya Jawa," kata dia yang datang bersama suaminya.

Ketua Panitia Javanese Diaspora Event (JDE) III, Indrata Kusuma Prijadi mengatakan acara "Javanese Diaspora Event III" yang akan berlangsung 17-23 April 2017 bertujuan memfasilitasi para keturunan suku Jawa yang sudah lama tinggal atau bahkan lahir di luar negeri untuk saling bertemu dan menengok kembali sejarah masa lalu para leluhur mereka yang berasal dari tanah Jawa.

Indrata menyebutkan, para peserta yang hadir antara lain berasal dari Suriname, Kaledonia Baru, Belanda, Meksiko, Malaysia, Singapura, Thailand, Australia, dan Hong Kong. Akan hadir pula, keturunan Jawa dari dalam negeri yang berdomisili di luar Pulau Jawa seperti Sumatera, Sulawesi, Kalimantan.***4***