Peternak ayam petelur di Kulon Progo bangkrut

id Telur ayam

Peternak ayam petelur di Kulon Progo bangkrut

Ilustrasi pedagang telur (antarafoto.com)

Kulon Progo, (Antara Jogja) - Peternak ayam petelur di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kebangkrutan karena beberapa waktu lalu harga telur di bawah hasil kembali modal atau "break event point (BEP)".

Staf Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Sukamta di Kulon Progo, Selasa, mengatakan kondisi peternakan ayam petelur mengalami penurunan.

"Pada 1997, jumlah peternak ayam petelur sangat banyak, tapi tahun ini mengalami penurunan. Hal ini disebakan harga telur selalu di bawah BEP," kata Sukamta.

Menurut dia, dampak dari harga telur yang sangat rendah, peternak tidak mampu membeli pakan. Peternak sudah melakukan demonstrasi di depan istana, tapi kalah dengan isu nasional yang hangat.

Aksi demontrasi peternak dipicu oleh harga pakan relatif tinggi dibandingkan harga pakan tahun lalu. Hal ini disebabkan adanya kebijakan pembatasan kran impor jagung oleh pemerintah pusat.

"Pada 2017, pemerintah membatasi impor jagung. Disatu sisi mengganggu produksi telur dalam negeri. Ini merupakan kebijakan dilematis," katanya.

Sukamta mengatakan mulai Desember sampai awal Mei harga telur di bawah BEP. Awal Mei sampai saat ini, harga telur berangsur membaik. Permintaan telur sangat tinggi karena, pelaku industri kue membeli telur untuk membuat kue lebaran.

"Saat ini, harga telur sudah di atas BEP berkisar Rp18.000 sampai Rp21.000 per kg. Kalau kondisi ini stabil, peternak Kulon Progo bisa bangkit lagi," katanya.

Selain itu, ia mengatakan ayam potong di Kulon Progo relatif terlindungi karena ada kemitraan dengan pengusaha besar. Harga daging ayam sudah ditentukan dalam kontrak, sehingga kenaikan atau penurunan daging ayam tidak berdampak pada peternak.

"Peternak ayam pedaging tidak mengalami kerugian," katanya.

Asisten Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Setda Kulon Progo Triyono mengatakan tren kenaikan daging ayam, tinggi pada awal tahun. Harga di atas Rp18.100 per kg ayam hidup.

"Harga pada 2017 lebih rendah dibangding 2016 yang mencapai Rp22.400 per kg ayam hidup," katanya.

Namun ada tren pergerakan harga. Harga tinggi di awal tahun dampak tahun baru dan natal. Kalau saat ini, lebih disebabkan permintaan menjelang ramadhan dan lebaran.

"Faktor penyebab kenaikan harga karena meningkatnya konsumsi masyarakat," kata dia. ***3***

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024